Selasa, 10 April 2012

Mewaspadai Penyakit Ujub

Ujub adalah merupakan salah satu penyakit hati
yang dapat membahayakan, merusak, dan bahkan
dapat membinasakan amal ibadah seseorang,
karena penyakit ujub adalah termasuk perbuatan
syirik , yaitu syirik yang tersembunyi sehingga
seseorang yang terjangkit dalam hatinya penyakit
ujub ini tidak merasakan sama sekali. Bahwasanya
ujub adalah penyakit yang dapat menghilangkan
pahala , karena dinilai tidak sungguh-sungguh atau
ikhlas dalam beribadah kepada Allah swt.
Seseorang yang terjangkit penyakit ujub dalam
hatinya, biasanya ia merasa bangga atas segala
amal ibadahnya, kagum akan ilmunya, serta
merasa hebat dalam hatinya. Penyakit ini adalah
suatu penyakit yang tujuannya untuk
memperlihatkan amal ibadah dalam bentuk
sombong dan membesarkan dirinya sendiri dari
manusia serta memperbanyak amalan tersebut.
Dalam kitab Melepaskan Diri Dari Bahaya Syirik
karya KH. Muhamman Zein Syukri disebutkan,
bahwa Ujub adalah membanggakan kehebatan
diri dan kehebatan amal ibadatnya. Sifat seperti
ini, disamping berakibat buruk terhadap
hablumminallah dan hablumminannas, juga
berakibat buruk terhadap dirinya sendiri. Ia
bersikap seperti katak dalam tempurung.
Ujub menjadi titik kelemahan manusia yang
menyangka dirinya sudah berada dalam derajat
takwa. Merasa sudah melaksanakan kewajiban
yang dibebankan kepadanya, padahal selain
berbangga diri dari perbuatan dosa (fasiq) yang
dilakukan oleh seseorang. Ini adalah penyakit yang
sangat halus tetapi sungguh membahayakan,
karena dapat menghilangkan atau menghanguskan
semua amalan dan pahala yang disebabkan oleh
penyakit ini dan termasuk didalamnya adalah
penyakit sum'ah dan riya'. Tentang penyakit ujub
ini, Rasulullah saw. berkata : "Tiga hal yang
membinasakan yaitu sifat bakhil, nafsu yang
dituruti dan seorang ujub (bangga diri) dengan
dirinya."
Sahabat Ibnu Mas'ud r.a mengatakan :
"Kehancuran dan kebinasaan itu terjadi di dua
perkara, putus asa dan ujub." Muthorrif Ibn
Abdillah berkata, "Sungguh saya lebih suka tidur
di malam hari dan paginya menyesal daripada
sholat malam sedang paginya ujub."
Dengan segala tipu dayanya, setan senantiasa
mencari celah di hati seseorang yang lengah dan
berusaha untuk menundukkan ketakwaan
seseorang dengan tipu muslihatnya. Pertama
melalui dosa besar, seperti zina, durhaka kepada
kedua orang tua, dsb. Jika perangkap ini tidak
berhasil, maka setan akan mencari jalan lain yaitu
menumbuhkan benih-benih ketakjuban dalam hati
sehingga lalai atas segala karunia Allah dan
merasa takjub akan dirinya sendiri, yaitu penyakit
ujub, sum'ah, dan riya' yang akan membawa
manusia itu syirik kepada Allah SWT. Maka
barangsiapa yang didalam hatinya terdapat ujub,
yaitu mensekutukan Allah dengan dirinya sendiri
dalam beribadah. Ia akan binasa dan akan
mendapat murka dari Allah serta putuslah
penjagaan Allah kepadanya dan bersandar kepada
dirinya sendiri. Sungguh orang yang ujub itu
mengira mereka termasuk hamba yang ikhlas
dalam beramal , tetapi tidaklah demikian seorang
yang dalam ibadahnya bercampur dengan ujub,
termasuk orang-orang yang fasiq.
Hubungan Ujub, Riya' dan Sum'ah
Ujub adalah membanggakan kehebatan diri dan
kehebatan amal ibadahnya. Ujub adalah temannya
riya'. Riya' adalah perbuatan yang memperlihatkan
amal ibadah kepada orang lain (pamer) dengan
maksud supaya memperoleh pujian, kedudukan,
harta dan lain-lain. Sedangkan Sum'ah adalah
menceritakan amal ibadahnya kepada orang lain
dengan maksud untuk dipuji. Orang seperti ini
biasanya menceritakan kekhusukan sholatnya,
ketahanan puasanya, keaktifannya berzakat dan
bersedekahnya. Semua amal ibadah yang
dilakukannya bukan semata-mata ikhlas karena
Allah, tetapi hanya sekedar mendapat pujian dari
orang lain.
Sifat yang ada dalam ujub : Buta dengan dosa yang
telah ia lakukan. Menganggap kecil dosa yang
banyak. Buta dengan kesalahan-kesalahannya.
Perkataannya bukan kebenaran. Menimbulkan
sombong dan bangga terhadap dirinya sendiri.
Menipu Allah swt. yang ditunjukkan dengan amal
dan ilmunya sampai seakan-akan ia adalah orang
yang mendapat karunia Allah.
Sebab-Sebab Ujub
1. Bodoh dengan hak Allah ta'ala, tidak adanya
pengagungan kepada Allah dengan sebenarnya. 2.
Sedikit pengetahuannya tentang nama dan sifat
Allah. 3. Lalai dengan hakekat dirinya, sedikit
ilmunya tentang mengenal diri, lalai dengan
muhasabah dirinya, serta lalai dari pengawasan
Allah.
Wallahualam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar