Senin, 09 April 2012

Allah menciptakantujuh malaikatsebelum Diamenciptakan langitdan bumi

Allah menciptakan tujuh
malaikat sebelum Dia
menciptakan langit dan bumi.
Di setiap langit ada satu
malaikat yang menjaga pintu,
dan tiap-tiap pintu langit itu
dijaga oleh malaikat penjaga
pintu sesuai kadar pintu dan
keagungannya.
Ibn Mubarak mengatakan
bahwa Khalid bin Ma'dan
berkata kepada sahabat
Mu'adz bin Jabal RA,
"Ceritakanlah satu hadits yang
kau dengar dari Rasulullah
SAW, yang kau menghafalnya
dan setiap hari kau
mengingatnya lantaran keras,
halus, dan dalamnya makna
hadits tersebut. Hadits
manakah yang menurut
pendapatmu paling penting ?"
Mu'adz menjawab, "Baiklah,
akan kuceritakan." Sesaat
kemudian, ia pun menangis
hingga lama sekali, lalu ia
bertutur, "hmm, sungguh
rindunya hati ini kepada
Rasulullah SAW, ingin rasanya
segera bersua dengan beliau.."
Ia melanjutkan, "Suatu saat
aku menghadap Rasulullah
SAW. Beliau menunggangi
seekor unta dan menyuruhku
naik dibelakangnya, maka
berangkatlah kami dengan
unta tersebut. Kemudian
beliau menengadahkan
wajahnya ke langit, dan
berdoa, "Puji syukur kehadirat
Allah, Yang Maha Berkehendak
kepada makhluq-Nya menurut
kehendak-Nya."
Kemudian beliau SAW berkata,
"sekarang aku akan
mengisahkan satu cerita
kepadamu yang apabila engkau
hafalkan, akan berguna
bagimu, tapi kalau engkau sia-
siakan, engkau tidak akan
mempunyai hujjah kelak di
hadapan Allah SWT.
"Hai, Mu'adz! Allah
menciptakan tujuh malaikat
sebelum Dia menciptakan
langit dan bumi. Pada setiap
langit ada satu malaikat yang
menjaga pintu, dan tiap-tiap
pintu langit itu dijaga oleh
malaikat penjaga pintu sesuai
kadar pintu dan keagungannya.
Maka, Malaikat hafazhah
(malaikat yang memelihara
dan mencatat amal seseorang)
naik ke langit dengan
membawa amal seseorang
yang cahayanya bersinar-sinar
bagaikan cahaya matahari. Ia,
yang menganggap amal orang
tersebut banyak, memuji amal-
amal orang itu. Tapi, sampai di
pintu langit pertama, berkata
malaikat penjaga pintu langit
itu kepada malaikat hafazhah,
"Tamparkanlah amal ini ke
wajah pemiliknya, aku ini
penjaga tukang pengumpat, aku
diperintahkan untuk tidak
menerima masuk tukang
mengumpat orang lain. Jangan
sampai amal ini melewatiku
untuk mencapai langit
berikutnya."
Keesokan harinya, ada lagi
malaikat hafazhah yang naik
ke langit dengan membawa
amal shalih seorang lainnya
yang cahayanya berkilauan. Ia
juga memujinya lantaran
begitu banyaknya amal
tersebut. Namun malaikat di
langit kedua mengatakan,
"berhentilah, dan tamparkan
amal ini ke wajah pemiliknya,
sebab dengan amalnya itu dia
mengharap keduniaan. Allah
memerintahkanku untuk
menahan amal seperti ini,
jangan sampai lewat hingga
hari berikutnya." Maka
seluruh malaikat pun
melaknat orang tersebut
sampai sore hari.
Kemudian ada lagi malaikat
hafazhah yang naik ke langit
dengan membawa amal hamba
Allah yang sangat memuaskan,
dipenuhi amal sedekah, puasa,
dan bermacam-macam
kebaikan yang oleh malaikat
hafazhah dianggap demikian
banyak dan terpuji. Namun
saat sampai di langit ketiga
berkata malaikat penjaga pintu
langit yang ketiga,
"Tamparkanlan amal ini ke
wajah pemiliknya, aku
malaikat penjaga orang yang
sombong. Allah
memerintahkanku untuk tidak
menerima orang sombong
masuk. Jangan sampai amal ini
melewatiku untuk mencapai
langit berikutnya. Salahnya
sendiri ia menyombongkan
dirinya di tengah-tengah orang
lain.
Kemudian ada lagi malaikat
hafazhah yang naik ke langit
keempat, membawa amal
seseorang yang bersinar
bagaikan bintang yang paling
besar, suaranya bergemuruh,
penuh dengan tasbih, puasa,
shalat, naik haji, dan umrah.
Tapi, ketika sampai di langit
keempat, malaikat penjaga
pintu langit keempat
mengatakan kepada malaikat
hafazhah, "berhentilah, jangan
dilanjutkan. Tamparkanlah
amal ini ke wajah pemiliknya,
aku ini penjaga orang -orang
yang suka ujub
(membanggakan diri). Aku
diperintahkan untuk tidak
menerima masuk amal tukang
ujub. Jangan sampai amal itu
melewatiku untuk mencapai
langit yang berikutnya, sebab
ia kalau beramal selalu ujub.
Kemudian naik lagi malaikat
hafazhah ke langit kelima,
membawa amal hamba yang
diarak bagaikan pengantin
wanita diiring kepada
suaminya, amal yang begitu
bagus, seperti amal jihad,
ibadah haji, ibadah umrah.
Cahaya amal itu bagaikan
matahari. Namun, begitu
sampai di langit kelima,
berkata malaikat penjaga pintu
langit kelima, "Aku ini penjaga
sifat hasad (dengki, iri hati).
Pemilik amal ini, yang amalnya
sedemikian bagus, suka hasad
kepada orang lain atas
kenikmatan yang Allah berikan
kepadanya. Sungguh ia benci
kepada apa yang diredhai
Allah SWT. Saya diperintahkan
agar tidak membiarkan amal
orang seperti ini untuk
melewati pintuku menuju pintu
selanjutnya.."
Kemudian ada lagi malaikat
hafazhah naik dengan
membawa amal lain berupa
wudhu yang sempurna, shalat
yang banyak, puasa, haji, dan
umrah. Tapi saat ia sampai di
langit keenam, malaikat
penjaga pintu ini mengatakan,
"Aku ini malaikat penjaga
rahmat. Amal yang seolah-olah
bagus ini, tamparkanlah ke
wajah pemiliknya. Salah
sendiri ia tidak pernah
mengasihi orang. Apabila ada
orang lain yang mendapat
musibah, ia merasa senang.
Aku diperintahkan agar amal
seperti ini tidak melewatiku
hingga dapat sampai pada
pintu berikutnya."
Kemudian ada lagi malaikat
hafazhah naik ke langit ketujuh
dengan membawa amal
seorang hamba berupa
bermacam-macam sedekah,
puasa, shalat, jihad, dan
kewara'a. Suaranya pun
bergemuruh bagaikan geledek.
Cahayanya bagaikan malaikat.
Namun tatkala sampai di langit
yang ketujuh, malaikat penjaga
langit ketujuh mengatakan,
"Aku ini penjaga sum'ah (ingin
terkenal / Riya). Sesungguhnya
orang ini ingin dikenal dalam
kumpulan, kumpulan, selalu
ingin terlihat lebih unggul
disaat berkumpul, dan ingin
mendapatkan pengaruh dari
para pemimpin.. Allah
memerintahkanku agar
amalnya itu tidak sampai
melewatiku. Setiap amal yang
tidak bersih karena Allah,
itulah yang disebut Riya. Allah
tak akan menerima amal
orang-orang yang riya."
Kemudian ada lagi malaikat
hafazhah naik membawa amal
seorang hamba : shalat, zakat,
puasa, haji, umrah, akhlak
yang baik, pendiam, tidak
banyak bicara, dzikir kepada
Allah. Amalnya itu diiringi
para malaikat hingga langit
ketujuh, bahkan sampai
menerobos memasuki hijab-
hijab dan sampailah kehadirat
Allah.
Para malaikat itu berdiri
dihadapan Allah. Semua
menyaksikan bahwa amal ini
adalah amal yang shalih dan
ikhlas karena Allah SWT.
Namun Allah berfirman, "
Kalian adalah hafazhah,
pencatat amal-amal hamba-
Ku. Sedangkan Akulah yang
mengintip hatinya. Amal ini
tidak karena-Ku. yang
dimaksud oleh si pemilik amal
ini bukanlah Aku. Amal ini
tidak diikhlaskan demi Aku.
Aku lebih mengetahui dari
kalian apa yang dimaksud
olehnya dengan amalan itu.
Aku laknat dia, karena menipu
orang lain, dan juga menipu
kalian (para malaikat
hafazhah). tapi Aku tak'kan
tertipu olehnya.
Aku ini yang paling tahu akan
hal-hal yang ghaib. Akulah
yang melihat isi hatinya, dan
tidak akan samar kepada-Ku
setiap apapun yang samar.
tidak akan tersembunyi bagi-
Ku setiap apapun yang
tersembunyi. Pengetahuan-Ku
atas apa yang telah terjadi
sama dengan pengetahuan-Ku
akan apa yang akan terjadi.
Pengetahuan-Ku atas apa yang
telah lewat sama dengan
pengetahuan-Ku atas apa yagn
akan datang. Pengetahuan-Ku
kepada orang-orang terdahulu
sebagaimana pengetahuan-Ku
kepada orang-orang yang
kemudian. Aku lebih tahu atas
apapun yang tersamar
daripada rahasia. Bagaimana
bisa amal hamba-Ku menipu-
Ku. Dia bisa menipu makhluk-
makhluk yang tidak tahu,
sedangkan Aku ini Yang
Mengetahui hal-hal yang ghaib.
Laknat-Ku tetap kepadanya.
Tujuh malaikat hafazhah yang
ada pada saat itu dan 3000
malaikat lain yang
mengiringinya
menimpali,"Wahai Tuhan
kami, dengan demikian
tetaplah laknat-Mu dan laknat
kami kepadanya." Maka,
semua yang ada di langit pun
mengatakan,"Tetapkanlah
laknat Allah dan laknat
mereka yang melaknat
kepadanya."
Mu'adz pun kemudian
menangis terisak-isak dan
berkata, "Ya Rasulullah,
bagaimana bisa aku selamat
dari apa yang baru engkau
ceritakan itu.?"
Rasulullah SAW menjawab, "
Wahai Mu'adz, ikutilah nabimu
dalam hal keyakinan.!"
Mu'adz berkata lagi, 'Wahai
Tuan, engkau adalah
Rasulullah. sedangkan aku ini
hanyalah si Mu'adz bin Jabal,
bagaimana aku dapat selamat
dan terlepas dari bahaya
tersebut?"
Rasulullah SAW bersabda,
"seandainya dalam amalmu
ada kelengahan, tahanlah
mulutmu, jangan sampai
menjelek-jelekkan orang lain,
dan juga saudara-saudaramu
sesama ulama. Apabila engkau
hendak menjelek-jelekkan
orang lain, ingatlah pada
dirimu sendiri. Sebagaimana
engkau tahu dirimu pun penuh
dengan aib. Jangan
membersihkan dirimu dengan
menjelek-jelekkan orang
lain.Jangan mengangkat dirimu
sendiri engan menekan orang
lain.
Jangan Riya dengan amalmu
agar diketahui orang
lain.Janganlah termasuk
golongan orang yang
mementingkan dunia dengan
melupakan akhirat.Kamu
jangan berbisik-bisik dengan
seseorang padahal
disebelahmu ada orang lain
yang tidak diajak berbisik.
Jangan takabur kepada orang
lain, nanti akan luput bagimu
kebaikan dunia dan akhirat.
Jangan berkata kasar dalam
suatu majelis dengan maksud
supaya orang-orang takut akan
keburukan akhlaqmu itu.
Jangan mengungkit-ungkit
apabila berbuat kebaikan.
Jangan merobek-robek
(pribadi) orang lain denga
mulutmu,kelak kamu akan
dirobek-robek oleh anjing-
anjing neraka jahannam,
sebagaimana firman Allah,
"Wannaasyithaati
nasythaa." (Di neraka itu ada
anjing-anjing perobek badan-
badan manusia, yang
mengoyak-ngoyak daging dari
tulangnya.)
Aku (Mu'adz) berkata :"Ya
Rasulullah, siapa yang akan
kuat menanggung penderitaan
semacam ini ?"
Jawab Rasulullah SAW, Wahai
Mu'adz, yang kuceritakan tadi
itu akan mudah bagi mereka
yang dimudahkan oleh Allah
SWT. Cukup untuk
mendapatkan semua itu,
engkau menyayangi orang lain
sebagaimana engkau
menyayangi dirimu sendiri,
dan membenci sesuatu terjadi
kepada orang lain apa-apa
yang engkau benci bila sesuatu
itu terjadi kepadamu.
Apabila seperti itu, engkau
akan selamat, terhindar dari
penderitaan itu."
Khalid bin Ma'dan (yang
meriwayatkan hadits itu dari
Mu'adz RA) mengatakan,
"Mu'adz sering membaca
hadits ini sebagaimana
seringnya ia membaca Al-
Qur'an, mempelajari hadits ini
sebagaimana ia mempelajari
Al-Qur'an dalam majelisnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar