Minggu, 08 April 2012

Arena Judi BolaBeromzet Rp 11 TriliunDigerebek

- Kepolisian
Malaysia menggerebek
sebuah arena judi bola yang
omzetnya mencapai 4 miliar
ringgit Malaysia ungkap
kepolisian negara itu, Jumat
(6/4/2012). Puluhan warga
negara asing, seperti China
dan Taiwan diamankan.
Penggerebekan terhadap
arena judi bola yang berlokasi
di kota Kajang, yang tak jauh
dari Kuala Lumpur dilakukan
Kamis (5/4/2012).
Sindikat yang memiliki
organisasi rapi dan berdana
besar itu baru beroperasi
sebulan. Lokasinya tak
tanggung-tanggung, di
sejumlah bungalow mewah di
kawasan mewah, di mana
sejumlah menteri dan mantan
anggota kabinet tinggal, surat
kabar The Star melaporkan.
Polisi melakukan
penggerebekan di kota
Kajang, dekat ibu kota Kuala
Lumpur, Kamis, dalam kasus
terbaru mengindikasikan
olahraga taruhan ilegal
merajalela di Asia.
Pemeriksaan awal pada
catatan sindikat itu
menunjukkan omzet perjudian
bola dan penipuan itu sudah
menghasilkan 4 miliar ringgit
Malaysia atau sekitar Rp 11.9
triliun selama sebulan
beroperasi, ungkap Kepala
Kepolisian Kajang, Abdul
Rashid Abdul Wahab.
Polisi, kata Abdul Rashid,
menangkap 150 orang. Lima di
antaranya warga Malaysia dan
sisanya warga China dan
Taiwan serta beberapa orang
asing lain, termasuk 58
perempuan.
"Kegiatan perjudian dan
penipuan yang dilakukan oleh
orang asing. Penduduk
setempat hanya memasak dan
mengantarkan makanan. Ini
adalah sindikat internasional,
"katanya.
Abdul Rashid mengatakan,
sindikat itu bertaruh untuk
laga-laga English Premier
League, dan perjudian online
lainnya. Organisasi ini
berhubungan dengan sindikat
kriminal di Meksiko.
Namun Abdul Rashid
mengatakan pihaknya masih
menyelidiki hal itu dan belum
mengetahui dalang operasi
sebesar itu.
Abdul Rashid mengatakan,
kelompok itu juga melakukan
penipuan internet yang
berusaha untuk mendapatkan
nomor kartu kredit orang di
Cina, Taiwan dan Portugal.
Setelah penyelidikan selesai,
para tersangka asing
kemungkinan akan
dideportasi, dan bukan diadili
di Malaysia karena tidak
satupun dari korban mereka
berada di Malaysia, jelas
Abdul Rashid. Sebagian besar
tersangka tiba di Malaysia
pada awal Maret, tambahnya.
Bungalow memiliki sistem
CCTV untuk keamanan dan
polisi mendapati para
"tersangka asyik dengan
laptop dan telepon masing-
masing dalam suasana seperti
ruang kelas dengan semua
meja berjajar rapi," tulis The
Star.
The New Straits Times
melaporkan sindikat perjudian
itu menyediakan 241 ponsel
dan 43 komputer bagi
anggotanya.
Sepak bola, khususnya Liga
Inggris, sangat populer di
Malaysia. Namun perjudian
olahraga adalah ilegal dan
pelakunya terancam hukuman
penjara.
Menurut Abdul Rashid,
siapapun pelaku dalam
sindikat ini memilih Malaysia
karena negara itu memiliki
infrastruktur telekomunikasi
yang baik.
"Kami memiliki sistem
komunikasi yang sangat baik
dan, biaya hidup yang
murah," katanya.
Dalam beberapa tahun
terakhir, ratusan orang
ditangkap dan uang taruhan
dalam jumlah luar biasa besar
disita dalam berbagai kasus
perjudian ilegal olahraga,
terutama sepak bola.
Penangkapan sebagian besar
terjadi di China, Hongkong,
dan Malaysia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar