Selasa, 24 April 2012

Indonesia di telapak kakiMalaysia

Jika Anda membaca judul tulisan ini tidak
bermaksud sedikitpun saya
memprovokasi, tetapi inilah kenyataan
yang ada. Disisi lain sebagian dari kita
mengkampanyekan Anti Malaysia atau di
Facebook dan Twitter disebut Malingsia
karena terkenal suka “mencuri”
kebudayaan Indonesia, seruan anti
Malaysia, cemoohan, hinaan, dan
kampanye di media sosial seperti di
Facebook merajalela. Padahal diluar sana
Bangsa Malaysia sedang tertawa lebar
bahkan terbahak-bahak melihat perilaku
kekanak-kanakaan Bangsa Indonesia saat
ini. Mengapa? Karena hampir disemua
sektor Malaysia sudah “menguasai”
Indonesia.
Ada yang aneh misalnya, ketika Malaysia
mengadakan Simposium Bahasa
Indonesia di salah satu perguruan tinggi
negeri di Malaysia, rada agak janggal
mendengarnya, Simposium Bahasa
Indonesia di Malaysia diikuti oleh
Mahasiswa Pasca Sarjana di Universitas
Padjadjaran (UNPAD) Bandung. Sebuah
situasi betapa menguasainya Malaysia
atas Indonesia dan betapa hebatnya cara
Malaysia mengajak orang-orang
Indonesia untuk berwisata ke Negeri Jiran
tersebut.
Di Perbankan misalnya, Malaysia
menancapkan CIMB Niaga sebagai salah
satu Bank papan atas dan berada di
urutan ke 5 terbesar di Indonesia.
Pemegang sahamnya adalah CIMB Group
Sdn Bhd sebesar 56,1%, Santubong
Ventures Sdn Bhd 16,65%, Greatville Pte
Ltd 2,58%, dan publik memiliki sekitar
24% saham. Selain CIMB Niiaga
Perbankan Malaysia ada PT Bank
International Indonesia atau lebih dikenal
dengan BII, Bank yang awalnya milik
Group Sinar Mas kemudian pada 30
September 2008, 55,51 % sahamnya
diambil alih oleh Mayban Offshore
Corporate Service (Labuan) Sdn. Bhd,
anak perusahaan MAYBANK.
Di sektor telekomunikasi ada PT XL Axiata
Tbk. Perusahaan telekomunikasi yang
dikenal dengan XL ini adalah salah satu
operator seluler terbesar ketiga di
Indonesia setelah PT Telkomsel dan PT
Indosat. Mayoritas saham XL dipegang
oleh raksasa telekomunikasi Malaysia,
yakni Axiata Group Berhad (Axiata
Group) melalui Axiata Investments
Indonesia Sdn Bhd sebesar 66,7% dan
sisanya Emirates Telecommunications
Corporation (Etisalat) melalui Etisalat
International Indonesia Ltd. 13,3% serta
publik 20%. Dahsyat bukan betapa
menguasainya Malaysia atas Indonesia?
betapa “gila”nya Iklan XL dengan slogan
“Nyambung Terus”nya Televisi kita
dibombardir iklan XL dengan “Goyang
Gayung” nya.
Di Sektor Penerbangan ada AIR ASIA yang
merajai transportasi udara di Indonesia
dengan konsep murahnya, dengan Air
Asia jugalah akhirnya Malaysia dengan
mudah bisa membawa Orang-orang
Indonesia untuk datang berkunjung ke
Negeri tersebut.
Di sektor perkebunan ada Sime Darby
yang menguasai Perkebunan di
Indonesia . Yakni, sebua grup bisnis
perkebunan besar asal Malaysia hasil
merger dari Kumpulan Guthrie, Golden
Hope dan Sime Darby. Malaysia saat ini
telah menguasai sekitar 2,1 juta hektar
dari 5,2 juta hektar lahan perkebunan
sawit di Indonesia. Boleh jadi, ini
memperkuat sinyalemen sebelumnya
bahwa 50 perusahaan Malaysia telah
mengontrol 50% lahan perkebunan
kelapa sawit di Indonesia.
Waw….Dahsyat!
Di sektor migas, ada Petronas yang tak
kalah gesit masuk ke Indonesia. Petronas
bukan hanya ikut melakukan eksplorasi
untuk menyedot minyak dan gas
Indonesia, tetapi juga membuka jaringan
yang melayani penjualan bahan bakar
minyak melalui pembukaan sejumlah
pom bensin.
Di Sektor otomotif ada Proton, meskipun
kalah bersaing dengan mobil asal Jepang
dan Korea Selatan, tetapi jika
dibandingkan dengan Indonesia belum
ada produk mobil yang bisa bersaing
dengan Proton. Menyedihkan bukan?
Di Sektor rumah sakit, memang Malaysia
tidak mendirikan rumah sakit di
Indonesia, tapi telah mampu menggiring
Orang Indonesia untuk berobat ke Negeri
Jiran tersebut, Data Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (Persi)
menunjukkan, pasien asal Indonesia
mendominasi rumah sakit di Malaysia.
Sekitar 70% pasien Indonesia berasal dari
Sumatra, sedangkan sisanya dari Jakarta,
Surabaya, dan Bandung. Bahkan, Rumah
Sakit Lam Wah Ee Malaysia mampu
menjaring 12.000 orang Indonesia per
tahun atau sekitar 32 pasien per hari.
Jumlah pasien Indonesia di Rumah Sakit
Adventist mencapai 14.000 per tahun
atau sekitar 38 pasien per hari.
(Inilah.com)
Di bidang pendidikan, Malaysia juga
sukses menarik 10.000 pelajar Indonesia.
2010 mereka menargetkan 100 ribu
pelajar Indonesia datang ke Malaysia,
bandingkan dengan jumlah pelajar
Malaysia di Indonesia saat ini hanya
berkisar 4.000 Pelajar.
Di bidang olahraga, sepakbola kita sudah
2 kali menyaksikan para pemain tim
nasional Malaysia berpesta ria di Gelora
Bung karno. Saat menjuarai AFF Cup
2010 dan meraih emas Sea Games 2011.
Dua kali negeri yang kita hina sebagai
maling itu menari-nari seolah mengejek
kita di tanah air ini.
Hanya ada satu sektor saja yang tidak
digarap Malaysia saat ini dan ini banyak
digarap oleh Indonesia, yaitu Sektor Jasa
Pembantu Rumah Tangga. Jadi, rasanya
konyol jika kita dan mempermalukan
bangsa sendiri ketika kita Anti Malaysia,
karena disisi lain Malaysia sudah
menancapkan kukunya sangat kuat di
Indonesia disegala sector dan bidang,
seolah-olah Malaysia mengatakan
“Negara Kita boleh kecil, tetapi kita
bisa Kuasai Indonesia Negara
terbesar di Dunia”
Inilah negeriku. Negeri Impian, Negeri
yang Bodoh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar