Minggu, 22 April 2012

Kisah Dajjal ketikaTerbelenggu di SebuahPulau pada masaRasulullah SAW

-Imam Muslim meriwayatkan dengan
sanadnya dari Amir bin Syurahil Asy-
Sya’bi suku Hamdan, bahwa ia pernah
bertanya kepada Fatimah binti Qais,
saudara wanita Adh-Dhahhak bin Qais,
salah seorang muhajirah (peserta hijrah
wanita) angkatan pertama. Amir berkata
kepada Fatimah, “Sampaikanlah
kepadaku sebuah hadits yang engkau
dengar dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam secara langsung tanpa melalui
orang lain.” Fatimah menjawab, “Jika
engkau menginginkan akan saya
lakukan.” Amir berkata, “Benar,
ceritakanlah kepadaku.” Fatimah berkata,
“Dahulu saya kawin dengan Ibnul
Mughirah, salah seorang pemuda Quraisy
yang baik pada waktu itu, lalu ia gugur
dalam jihad pertama bersama Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam.Ketika saya
menjanda, saya dilamar oleh Abdur
Rahman bin Auf, salah seorang kelompok
sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam meminangku untuk mantan
budaknya yang bernama Usamah bin
Zaid, sedangkan saya pernah
mendapatkan berita bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam pernah
bersabda, “Barangsiapa yang mencintai
aku hendaklah ia mencintai Usamah.”
Maka ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam menyampaikan pinangannya
kepada saya, saya berkata, “Urusanku
berada di tanganmu, karena itu
nikahkanlah saya dengan siapa saja yang
engkau kehendaki.” Lalu beliau bersabda,
“Pindahlah ke rumah Ummu Syarik.” Dan
Ummu Syarik ini adalah seorang wanita
yang kaya dari kalangan Anshar yang
suka melakukan infaq di jalan Allah dan
biasa dikunjungi tamu-tamu. Lalu saya
berkata, “Akan saya laksanakan.”
Kemudian beliau bersabda, “Jangan kau
lakukan, sesungguhnya Ummu Syarik itu
seorang wanita yang sering didatangi
tamu-tamu, dan aku tidak suka kerudung
(jilbab)mu terlepas atau pakaianmu
terbuka dan tampak betismu, lalu dilihat
oleh kaum itu apa yang tidak engkau
sukai. Tetapi berpindahlah ke rumah
putra pamanmu yaitu Abdullah bin Amr
Ibnu Ummi Maktum” (seorang lelaki dari
Banih Fihr, Yaitu Fihr Quraisy, yang dari
kalangan merekalah Abdullah dan
Fatimah ini dilahirkan). Lalu saya – kata
Fatimah melanjutkan – pindah ke sana.
Ketika masa ‘iddah ku telah habis, saya
mendengar tukang seru Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam menyerukan
Ash-Shalaatu Jaami’ah (Shalatlah dengan
berjama’ah). Lalu saya pergi ke Masjid
dan shalat bersama Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam dan saya berada di shaf
wanita yang ada di belakang shaf laki-laki.
Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam usai melakukan shalat, beliau
duduk di atas mimbar sambil tersenyum
seraya berkata, “Hendaklah tiap orang-
orang tetap berada di tempat shalatnya.”
Kemudian beliau melanjutkan, “Tahukah
kamu, mengapa saya kumpulkan kamu?”
Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya
yang lebih mengerti.” Beliau bersabda,
“Demi Allah, sesungguhnya aku tidak
mengumpulkan kalian karena senang
atau benci. Aku kumpulkan kalian karena
Tamim ad-Dari, seorang pengikut
Nasrani, telah berbai’at masuk Islam dan
dia bercerita kepadaku tentang suatu
masalah yang sesuai dengan apa yang
pernah aku sampaikan kepada kalian
mengenai Masih Ad-Dajjal. Ia bercerita
bahwa ia pernah naik perahu bersama
tiga puluh orang yang terdiri atas orang-
orang yang berpenyakit kulit dan lepra.
Lalu mereka dihempas ombak selama
sebulan di laut, kemudian mereka
mencari perlindungan ke sebuah pulau di
tengah lautan hingga sampai di daerah
terbenamnya matahari. Lantas mereka
menggunakan sampan kecil dan
memasuki pulau tersebut. Di sana
mereka berjumpa seekor binatang yang
bulunya sangat lebat hingga tidak
kelihatan mana qubulnya dan mana
duburnya, karena lebat bulunya. Mereka
berkata pada binatang tersebut, “Astaga
kamu! Siapakah kamu?” Binatang itu
menjawab,” Aku adalah Al-Jassasah.”
Mereka bertanya, “Apakah Al-Jassasah
itu?” Dia menjawab, “Wahai kaum
pergilah kepada orang yang berada di
dalam biara ini, karena ia sangat
merindukan berita kalian.” Kata Tamim,
“Ketika binatang itu menyebut seseorang
kami menjauhinya, karena kami takut
binatang itu adalah setan. Lalu kami
berangkat cepat-cepat hingga kami
memasuki biara tersebut, tiba-tiba di
sana ada seorang laki-laki yang sangat
besar tubuhnya dan tegap tubuhnya,
kedua tangannya dibelenggu ke
kuduknya, antara kedua lututnya dan
mata kakinya dirantai dengan besi. Kami
bertanya, “Siapakah engkau ini?” Dia
menjawab, “Kalian dapat menguak
beritaku, karena itu beritahukanlah
kepadaku siapakah sebenarnya kalian
ini?” Mereka mnejawab, kami adalah
orang-orang dari Arab. Kami naik perahu
dan kami terkatung-katung di laut
dipermainkan ombak selama satu bulan,
kemudian kami mencari tempat
berlindung ke pulaumu ini, dengan
menaiki sampan kecil yang ada di sini
lantas kami masuk pulau ini, dan kami
bertemu seekor binatang yang bulunya
sangat lebat hingga tidak kelihatan mana
qabulnya dan mana duburnya karena
lebat bulunya. Lalu kami bertanya,
“Astaga kamu! Siapakah kamu?” Binatang
itu menjawab,” Aku adalah Al-Jassasah.”
Mereka bertanya, “Apakah Al-Jassasah
itu?” Dia menjawab, “Wahai kaum
pergilah kepada orang yang berada di
dalam biara ini, karena ia sangat
merindukan berita kalian.” Lalu kami
bergegas menemui dan meninggalkan
dia, dan kami merasa tidak aman karena
jangan-jangan dia itu setan.”
Dia (lelaki itu) berkata, “Tolong kabarkan
kepada kami tentang desa Nakh Baisan.”
Kami bertanya, “Tentang apanya?” Ia
berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya
pohon-pohon kurmanya akan tidak
berbuah lagi.” Dan dia bertanya lagi,
“Tolong beritahukan kepadaku tentang
danau Ath-Thabariah.” Kami bertanya,
“Tentang apanya?” Dia bertanya, “Apakah
ada airnya.” Kami menjawab, “Airnya
banyak sekali.” Dia berkata, “Ketahuilah
airnya akan habis.” Selanjutnya dia
berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang
negeri ‘Ain Sughar.” Kami bertanya,
“Tentang apanya?” Dia menjawab,
“Apakah sumber airnya masih
mengeluarkan air yang dapat digunakan
penduduknya untuk menyiram
tanaman.” Kami menjawab, “Airnya
banyak sekali dan penduduknya
menggunakannya untuk menyiram
tanaman mereka.” Dia berkata lagi,
“Tolong beritahukan kepadaku tentang
Nabi orang Ummi (buta huruf, yaitu
Rasulullah Muhammad SAW – pen.),
apakah yang dilakukannya?” Kami
menjawab, “Beliau telah berhijrah
meninggalkan Mekkah ke Yastrib.” Dia
bertanya, “Apakah orang-orang Arab
memeranginya?” Kami menjawab, “Ya.”
Dia bertanya lagi, “Apakah yang
dilakukannya terhadap mereka?” Lalu
kami beritahukan bahwa beliau
menolong orang-orang Arab yang
mengikuti beliau dan mereka mematuhi
beliau. Dia bertanya, “Apakah benar
demikian?” Kami menjawab, “Benar.” Dia
berkata, “Ketahuilah bahwasanya lebih
baik bagi mereka untuk mematuhinya.
Dan perlu saya beritahukan kepada kalian
bahwa saya adalah Al-Masih (Ad-Dajjal).
Dan saya akan diizinkan keluar, yang
nantinya saya akan berkelana di muka
bumi, maka tidak ada satupun desa
melainkan saya singgahi selama empat
puluh malam kecuali Mekkah dan
Thaibah (Madinah), karena kedua kota ini
diharamkan atas saya. Setiap saya hendak
memasuki salah satunya, saya dihadang
oleh seorang Malaikat yang menghunus
pedang, dan tiap-tiap lorongnya ada
Malaikat yang menjaganya.”
Fatimah berkata, “Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda sembari
mencocokkan (menusukkan) tongkat
kecilnya di mimbar, ‘Inilah Thaibah, inilah
Thaibah, inilah Thaibah, yakni Madinah.’”
Ingatlah, bukanlah aku telah
memberitahukan kepadamu tentang itu?”
Orang-orang menjawab, “Ya.” Selanjutnya
beliau bersabda, “Saya heran terhadap
cerita Tamim yang sesuai dengan yang
apa saya ceritakan kepada kalian, juga
tentang kota Madinah dan Makkah.
Ketahuilah bahwa dia ada di laut Syam
atau di Laut Yaman. Oh tidak, tetapai ia
akan datang dari arah timur, arah timur,
arah timur.” Dan beliau berisyarat
dengan tangan beliau menunjuk ke arah
timur. Fatimah berkata, “Maka saya hafal
ini dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam.”
Ibnu Hajar berkata, “Sebagian ulama
beranggapan bahwa hadist Fatimah binti
Qais ini adalah sebagai Hadits Gharib
yang hanya diriwayatkan oleh
perseorangan, padahal sebenarnya tidak
demikian. Hadist ini disamping
diriwayatkan dari Fatimah binti Qais juga
diriwayatkan dari Abu Hurairah, Aisyah
dan Jabir (Fathul Bahri 13: 328).
Fitnah dan Petaka Akhir Zaman, Abu
Fathiah Al-Adnani, Cetakan 1, Hal
220-224
———————————————
Dari Nawwas bi Sam’an disebutkan: Di
suatu pagi Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam menceritakan tentang Dajjal
dengan suara pelan, lalu suaranya
meninggi seolah-olah Dajjal telah berada
di salah satu kebun kurma (di kota
Madinah). Kami beranjak dari majelis
Beliau, kemudian kami datang lagi.
Sepertinya Beliau tahu, lalu berkata, “Ada
apa?”
Kami menjawab, “Wahai Rasulullah, tadi
pagi engkau menceritakan tentang Dajjal
dengan suara pelan lalu meninggikan
suara, sehingga kami mengira Dajjal telah
muncul di salah satu kebun kurma”. Nabi
Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Ada selain Dajjal yang lebih aku
khawatirkan. Jika Dajjal keluar sekarang,
aku yang akan menghadapinya, namun
jika ia keluar setelah aku tiada, masing-
masing kalian menghadapinya. Allah
subhana wa ta’ala menjadikan
penggantiku pada seorang setiap muslim.
Dajjal seorang pemuda berambut
keriting, matanya sebelah kanan celek,
aku menyerupakannya dengan Abdul
Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy yang
hidup di zaman Jahiliyah). Maka barang
siapa yang menemuinya bacalah surat Al-
Kahfi. Ia keluar dari sebuah jalan antara
Syam dan Iraq, lalu ia berbuat binasa
kesana kemari. Hai hamba Allah, tetaplah
dalam dien (agama) kalian!”
Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa
lama ia di bumi? Rasul shalallahu ‘alaihi
wasallam menjawab, “Empat puluh hari.
Satu harinya seperti setahun, satu
harinya seperti sebulan, satu harinya
seperti seminggu, sisa harinya seperti
hari-hari biasa.” Kami bertanya lagi ,
“Wahai Rasulullah, satu hari seperti
setahun itu, apakah cukup shalat sehari
saja?” Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawab lagi, ” Tidak, tapi perkirakanlah
saja selama setahun. ” Kami bertanya,
“Bagaimana kecepatan jalannya?” Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Seperti awan ditiup angin. Dajjal
mendatangi suatu kaum lalu menyeru
mereka, kemudian mereka beriman
kepadanya dan mematuhinya. Ia
perintahkan langit, lalu turunlah hujan. Ia
perintahkan bumi, keluarlah tumbuh-
tumbuhan. Punuk unta dan kantung susu
hewan ternak penuh berisi. Kemudian ia
mendatangi suatu kaum lalu menyeru
mereka agar beriman kepadanya, tetapi
mereka menolak seruannya. Kemudian ia
meninggalkan daerah tersebut, lalu
mereka ditimpa kekeringan sampai
mereka tidak mempunyai sedikitpun
harta. Setelah itu ia melewati gedung
yang runtuh dan berkata, ‘Keluarlah harta
karunmu!’ , maka harta berterbangan
mengikutinya seperti lebah. Kemudian ia
memanggil seorang pemuda dan
menebasnya dengan pedang hingga
badannya terbelah dua. Kemudian ia
panggil lagi, si pemuda yang sudah
terbelah itu bangkit sambil
mentertawakan Dajjal. Di saat itulah
muncul Nabi Isa ‘alaihisalam, lalu
mengejar Dajjal dan mendapatinya di
pintu gerbang kota Lud (di Palestina)
yang kemudian ia membunuh Dajjal.
” (HR Muslim)
Hadist Lengkapnya:
Telah menceritakan kepada kami [Abu
Khaitsamah Zuhair bin Harb] telah
menceritakan kepada kami [Al Walid bin
Muslim] telah menceritakan kepadaku
[Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] telah
menceritakan kepadaku [Yahya bin Jabir
Ath Tho`i] hakim Himsh, telah
menceritakan kepadaku [Aburrahman
bin Jubair] dari [ayahnya, Jubair bin
Nufair Al Hadlrami] ia mendengar [An
Nawwas bin Sam'an Al Kilabi]. Telah
menceritakan kepadaku [Muhammad bin
Mihran Ar Razi], teks miliknya, telah
menceritakan kepada kami [Al Walid bin
Muslim] telah menceritakan kepada kami
[Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] dari
[Yahya bin Jabir Ath Tha`i] dari
[Abdurrahman bin Jubair bin Nufair] dari
[ayahnya, Jubair bin Nufair] dari [An
Nawwas bin Sam'an] berkata: Pada suatu
pagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Salam menyebut Dajjal, beliau melirihkan
suara dan mengeraskannya hingga kami
mengiranya berada disekelompok pohon
kurma. Kami pergi meninggalkan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
lalu kami kembali lagi, beliau mengetahui
hal itu pada kami lalu beliau bertanya:
“Kenapa kalian?” kami menjawab: wahai
Rasulullah, Tuan menyebut Dajjal pada
suatu pagi, Tuan melirihkan dan
mengeraskan suara hingga kami
mengiranya ada disekelompok pohon
kurma, beliau bersabda: “Selain Dajjal
yang lebih aku khawatirkan pada kalian,
bila ia muncul dan aku berada ditengah-
tengah kalian, aku akan mengalahkannya,
bukan kalian dan bila ia muncul dan aku
sudah tidak ada ditengah-tengah kalian,
maka setiap orang adalah pembela
dirinya sendiri dan Allah adalah
penggantiku atas setiap muslim, ia adalah
pemuda ikal, matanya menonjol, mirip
‘Abdu Al ‘Uzza bin Qathan. Siapa pun
diantara kalian yang melihatnya
hendaklah membaca permulaan surat Al
Kahfi, ia muncul diantara Syam dan ‘Irak
lalu banyak membuat kerusakan dikanan
dan dikiri, wahai hamba-hamba Allah,
teguhlah kalian.” Kami bertanya: Berapa
lama ia tinggal di bumi? Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab:
“Empat puluh hari, satu hari seperti
setahun, satu hari seperti sebulan, satu
hari seperti satu pekan dan hari-hari
lainnya seperti hari-hari kalian.” Kami
bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana
menurut Tuan tentang satu hari yang
seperti satu tahun, cukupkah bagi kami
shalat sehari? Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab: “Tidak, tapi
perkirakanlah ukurannya.” Kami
bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana
kecepatannya di bumi? Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab:
Seperti hujan yang diakhiri angin. Ia
mendatangi kaum dan menyeru mereka,
mereka menerimanya, ia memerintahkan
langit agar menurunkan hujan, langit lalu
menurunkan hujan, ia memerintahkan
bumi agar mengeluarkan tumbuh-
tumbuhan, bumi lalu mengeluarkan
tumbuh-tumbuhan lalu binatang ternak
mereka pergi dengan punuk yang
panjang, lambung yang lebar dan
kantong susu yang berisi lalu kehancuran
datang lalu ia berkata padanya:
‘Keluarkan harta simpananmu.’ Lalu harta
simpanannya mengikutinya seperti
lebah-lebah jantan. Kemudian ia
memanggil seorang pemuda belia, ia
menebasnya dengan pedang lalu
memutusnya menjadi dua bagian lalu
memanggilnya, ia datang memanggut-
manggutkan wajahnya seraya tertawa,
saat ia seperti itu, tiba-tiba ‘Isa putra
Maryam turun di sebelah timur
Damaskus di menara putih dengan
mengenakan dua baju berwantek za’faran
seraya meletakkan kedua tangannya
diatas sayap dua malaikat, bila ia
menundukkan kepala, air menetas dan
bila ia mengangkat kepala keringat
bercucuran seperti mutiara, tidaklah
orang kafir mencium bau dirinya kecuali
mati dan bau nafasnya sejauh matanya
memandang. Isa mencari Dajjal hingga
menemuinya di pintu Ludd lalu
membunuhnya. Setelah itu Isa putra
Maryam mendatangi suatu kaum yang
dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap
wajah-wajah mereka dan menceritakan
tingkatan-tingkatan mereka disurga. Saat
mereka seperti itu, Allah mewahyukan
padanya: ‘Sesungguhnya Aku telah
mengeluarkan hamba-hambaKu, tidak
ada yang bisa memerangi mereka, karena
itu giringlah hamba-hambaKu ke Thur.
Allah mengirim Ya’juj dan Ma’juj, ‘Dari
segala penjuru mereka datang dengan
cepat.’ (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang
terdepan melintasi danau Thabari dan
minum kemudian yang belakang
melintasi, mereka berkata: ‘Tadi disini ada
airnya.’ nabi Allah Isa dan para
sahabatnya dikepung hingga kepala
kerbau milik salah seorang dari mereka
lebih baik dari seratus dinar milik salah
seorang dari kalian saat ini, lalu nabi Allah
Isa dan para sahabatnya menginginkan
Allah mengirimkan cacing di leher
mereka lalu mereka mati seperti matinya
satu jiwa, lalu ‘Isa dan para sahabatnya
datang, tidak ada satu sejengkal tempat
pun melainkan telah dipenuhi oleh
bangkai dan bau busuk darah mereka.
Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa
kepada Allah lalu Allah mengirim burung
seperti leher unta. Burung itu membawa
mereka dan melemparkan mereka
seperti yang dikehendaki Allah, lalu Allah
mengirim hujan kepada mereka, tidak
ada rumah dari bulu atau rumah dari
tanah yang menghalangi turunnya hujan,
hujan itu membasahi bumi hingga dan
meninggalkan genangan dimana-mana.
Allah memberkahi kesuburannya hingga
hingga sekelompok manusia cukup
dengan unta perahan, satu kabilah cukup
dengan sapi perahan dan beberapa
kerabat mencukupkan diri dengan
kambing perahan. Saat mereka seperti
itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-
sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang
mu`min dan muslim dibawah ketiak
mereka, dan orang-orang yang tersisa
adalah manusia-manusia buruk, mereka
melakukan hubungan badan secara
tenang-terangan seperti keledai kawin.
Maka atas mereka itulah kiamat terjadi.”
Telah menceritakan kepada kami [Ali bin
Hujr As Sa'di] telah menceritakan kepada
kami [Abdullah bin Aburrahman bin
Yazid bin Jabir] dan [Al Walid bin Muslim],
berkata Ibnu Hujr: Hadits salah satunya
membaur pada hadits yang lain. Dari
[Abdurrahman bin Yazid bin Jabir]
dengan sanad ini seperti yang telah kami
sebutkan, tapi ia menambahkan setelah
sabda beliau: “Tadi disini ada airnya, ”
“Mereka berjalan hingga sampai gunung
khamar, gunung Baitul Maqdis, mereka
berkata: ‘Kita telah membunuh orang-
orang yang ada di bumi, ayo kita bunuh
yang ada di langit.’ Mereka pun
melesakkan panah mereka ke langit lalu
Allah membalikkan panah mereka
bermerah darah.” Disebutkan dalam
riwayat Ibnu Hujr: “Sesungguhnya Aku
telah menurunkan hamba-hambaKu,
tidak ada seorang pun yang bisa
memerangi mereka.”[HR. Sahih Muslim:
5228, Kitab Fitan, Bab Dizkrud Dajjal]
Dalam ‘Armagedon, Peperangan Akhir
Zaman” Wisnu Sasongko
mengkompromikan antara hadist
tentang masa Dajjal yang satu hari
pertamanya bagai satu tahun dengan
mengkaitkan peristiwa Ad-Dukhan (asap)
yang akan muncul. Peristiwa Dukkhan
yang akan muncul di akhir zaman
disebabkan oleh tabrakan meteor
menghantam bumi sehingga
menimbulkan asap yang mengenai
semua manusia. Peristiwa asap (kabut)
itulah yang menyebabkan matahari
tertutup sehingga terhalang sinarnya di
bumi, dan ini terus berlangsung selama
satu tahun. Oleh karena itu Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam tetap
memerintahkan agar manusia
mengerjakan shalat berdasarkan
hitungan waktu (jarak) bukan dengan
bilangan satu hari tersebut. Wallahu
a’lam bish showab.
Namun Pendapat tersebut perlu
dipertimbangkan sebab ada riwayat yang
menjelaskan bahwa Dajjal mampu
menahan perputaran matahari. Hal itu
sebagaimana yang disebutkan dalam
riwayat Imam Al-Hakim dan Nu’aim bin
Hammad dalam Al-Fitan.
Ciri-ciri Fisik Dajjal dan Sifatnya
Dajjal adalah laki-laki keturunan Adam. Ia
seorang pemuda Yahudi berkulit merah,
bertumbuh pendek (diriwayat lain
disebutkan besar dan tinggi), berambut
keriting, dahinya lebar, pundaknya
bidang, matanya sebelah kanan buta, dan
matanya ini tidak menonjol keluar dan
juga tidak tenggelam, seperti buah
anggur yang masak. Pada mata sebelah
kirinya terdapat daging tumbuh yang
lebih tebal dari sudutnya*. Diantara
kedua matanya terdapat huruf ka fa ra
(kufur/kafir) yang terpisah yang dapat
dibaca oleh setiap mukmin, baik yang
buta huruf maupun yang pandai menulis.
Ciri menonjol lainnya adalah bahwa ia
mandul, tidak punya anak.
* Mata kanannya buta, seolah-olah buah
anggur yang bulat. Maksudnya, hilang
sinar matanya sehingga ia tidak dapat
melihat dengannya. Matanya tidak
menonjol dan tidak pula cekung. Inilah
sifat anggur. Jika airnya hilang dan tinggal
kulitnya, seolah-olah buah itu belum
masak. Sedangkan, mata kirinya yang
digunakan untuk melihat, bersinar
kehijauan, seolah-olah bintang yang
bersinar terang. Akan tetapi, matanya
tajam seperti cermin bersinar hijau, atau
seperti buah anggur yang paling
menonjol di antara setan dan buah
anggur, atau seperti dahak yang berada
di dinding kapur. Di dalamnya juga
terdapat kulit atau daging yang tumbuh,
seolah-olah telah menyatu dengan darah.
Jadi, Dajjal mempunyai dua mata yang
cacat karena cacat adalah aib, dan setiap
cacat pada segala sesuatu adalah aib,
sedangkan ia mempunyai cacat mata
yang ada di wajahnya. Mata kanannya
benar-benar cacat karena buta atau tidak
dapat melihat, sedangkan mata kirinya
tajam (melotot) dan diatasnya terdapat
selaput mata. Jadi, setiap matanya dapat
dikatakan cacat yang sebenarnya. (Lihat:
Mengungkap Berita Besar dalam Kitab
Suci hal 112, Abdul Wahhab Abdus
Salam).
1. Dari Ibnu Umar r.a, Rasulullah saw
bersabda, “… maka aku pergi sambil
menoleh, tiba-tiba ada laki-laki yang
berkulit merah dan rabutnya
berombak.” [HR. Bukhari, Muslim dan
Malik].
2. Dari Hudzaifah bin Al-Yaman r.a,
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Dajjal
adalah orang yang cacat mata kirinya dan
rambutnya keriting seperti buih karena
lebatnya.” [HR. Muslim].
3. Dari Abu Umamah r.a, Rasulullah saw
bersabda, “Dajjal berperawakan dan
tinggi serta berambut keriting…” [HR.
Ibnu Majjah].
4. Dalam Hadist Hudzaifah disebutkan,
“Sesungguhnya Dajjal itu matanya
terhapus dan di atasnya terdapat selaput
mata yang tebal… ” [HR. Muslim].
5. Dari Abu Sa’id Al-Kudri r.a, bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Dan tidaklah
diutus seorang nabi yang diikuti itu,
kecuali untuk memperingatkan kaumnya
terhadap Dajjal. Aku telah menerangkan
perkaranya bahwa ia cacat, sedang Tuhan
kalian tidaklah cacat. Mata kanannya
menonjol dan tidak dapat
disembunyikan, seolah-olah dahak yang
berada di dinding kapur, sedangkan mata
kirinya seperti planet yang bulat …” [HR.
Ahmad].
6. Dari Umar r.a bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Ketika saya sedang tidur, saya
bermimpi melakukan thawaf di
Baitullah…” Lalu beliau mengatakan
bahwa beliau melihat Isa Ibnu Maryam
a.s, kemudian melihat Dajjal dan
menyebutkan ciri-cirinya dengan
sabdanya, “Dia itu seorang laki-laki yang
gemuk, berkulit merah, berambut
keriting, matanya buta sebelah, dan
matanya itu seperti buah anggur yang
masak (tidak bersinar), ” Para sahabat
berkata, “Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu
Qathn*”, seorang laki-laki dari
Khuza’ah.” [Shahih Bukhari, Kitabul
Fithan, Bab Dzikrid Dajjal 13:90, Shahih
Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih
Ibni Maryam 'alaihissalam wal-Masihihd-
Dajjal 2:237].
* Ibnu Qathan: Namanya Abdul ‘Uzza bin
Qathan bin Amr Al-Khuza’i. Adad yang
mengatakan bahwa dia berasal dari
kalangan Bani Musthaliq dari suku
Khuza’ah. Ibunya bernama Halah binti
Khuwailid. Ibnu Qathan tidak memiliki
hubungan kesahabatan dengan
Rasulullah saw karena dia telah
meninggal pada zaman jahiliah. Adapaun
tambahan riwayat yang mengatakan
bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi
saw, “Apakah keserupaannya dengaku itu
membahayakan bagiku?” Lalu Nabi
menjawab, “Tidak, engkau muslim sedang
dia kafir.” adalah tambahan yang dha’if
dari riwayat Al-Mas’udi yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad, yang dicampur
dengan hadits lain. [Ta'liq Ahmad Syakir
atas Musnad Ahmad 15:30-31; Al-Istabah
Fi Tamyizish-Shahabah 4:239, dan Fathul-
Bari 6:488 dan 13:10].
7. Dan di antara sifat-sifatnya (ciri-
cirinya) lagi ialah seperti yang disebutkan
dalam hadits Fathimah binti Qais r.a
mengenai kisah Al-Jasasah yang ada
dalam riwayat itu Tamim Ad-Dari r.a
berkata, “… Lalu kami berangkat dengan
segera sehingga ketika kami sampai di
biara tiba-tiba di sana ada seorang yang
sangat besar dan diikat sangat
erat…” [Shaih Muslim, Kitabul Fitan wa
Asy-rathis Sa'ah, Bab Qishshatil Jasasah
18:81].
8. Dalam hadits Imran bin Husein r.a, ia
berkata, Saya mendengar Rasulullah saw
bersabda, “Semenjak diciptakannya
Adam hingga datangnya hari kiamat tidak
ada makhluk yang lebih besar daripada
Dajjal.” [Shahih Mualim 18:86-87].
9. Dajjal tidak punya keturunan,
sebagaimana diriwayatkan dalam hadits
Abi Sa’id Al-Khudri r.a dalam kisahnya
bersama Ibnu Shayyad. Kata Ibnu
Shayyad kepada Abu Sa’id, “Saya bertemu
orang banyak dan mereka mengira saya
ini Dajjal. Bukankah Anda pernah
mendengar Rasulullah saw bersabda
bahwa Dajjal tidak punya anak
(keturunan)?” Abu Sa’id menjawab,
“Betul.” Ibnu Shayyad berkata lagi,
“Padahal saya punya anak… ” [Shahih
Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa'ah,
Bab Dizkri Ibnu Shayyad 18:50].
10. Dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah
saw pernah menyebut-nyebut Dajjal di
hadapan orang banyak, lalu beliau
bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala
tidak buta sebelah matanya. Ketahuilah,
sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal itu buta
sebelah matanya yang kanan seakan-akan
matanya itu buah anggur yang
tersembul.” [Shahih Bukhari, Kitabul
Fitan, Bab Dizkird Dajjal 13:90; dan
Shahih Musli, Kitabul Fitan wa Asy-rathis
Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18:59].
11. Ubadah bin Ash-Shamit r.a
meriwayatkan bahwasanya Rasulullah
saw bersabda, “Sesungguhnya Masih Ad-
Dajjal itu seorang lelaki yang pendek dan
gemuk, berambut kribo, buta sebelah
matanya, dan matanya itu tidak
menonjol serta tidak tenggelam. Jika ia
memanipulasi kamu, maka ketahuilah
bahwa Rabbmu tidak buta sebelah
matanya.” [Aunul Ma'bud Syarah Sunan
Abi Dawud 11:443. Hadits ini derajatnya
shahih. Lihat: Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir
2:317-318, hadits nomor 245].
12. Dalam hadits Abu Hurairah r.a,
Rasulullah saw bersabda, “Adapun Masih
kesesatan itu adalah buta sebelah
matanya, lebar jidatnya, bidang dadanya
bagian atas dan bengkok
(kakinya).” [Musnad Imam Ahmad 75:
28-30 dengan tahqiq dan syarah Ahmad
Syakir. Dia berkata, "Isnadnya shahih".
Hadits ini juga dihasankan oleh Ibnu
Katsir; An-Nihayah. Fil Fitan wal Malahin
1:130 dengan tahqiq Dr. Thaha Zaini].
13. Dalam hadits Hudzaifah r.a,
Rasulullah saw bersabda, “Dajjal itu buta
matanya sebelah kiri dan lebat
rambutnya.” [Shahih Muslim, Kitabul
Fitan wa Asyrathis Sa'ah, Bab Dzikrid
Dajjal 18:60-61].
14. Dalam hadits Anas r.a, Rasulullah saw
bersabda, “Dan di antara kedua matanya
termaktub tulisan ‘kafir’. [Shahih Bukhari,
Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 13:91;
dan Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa
Asyrathus Sa'ah, Bab Dizkrud Dajjal
18:59]. Dan dalam satu riwayat
disebutkan: “Kemudian beliau
mengejanya – kaf fa ra – yang dapat
dibaca oleh setiap muslim.” [Shahih
Muslim 18:59]. Dan dalam satu riwayat
lagi dari Hudzaifah, “Dapat dibaca oleh
setiap orang mukmin, baik ia tahu tulis
baca maupun tidak.” [Shahih Muslim
78:67].
Fitnah Dajjal dalam Menghidupkan dan
Mematikan Seseorang
Hal ini tergambarkan dalam Hadist
Shahih Bukhari dan Muslim. Juga ada
sebuah Hadist Riwayat Ibnu Majah, akan
tetap ada salah seorang perawinya
didhaifkan oleh Imam Ahmad dan An-
Nasa’i.
Telah menceritakan kepada kami [Yahya
bin Bukair] telah menceritakan kepada
kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu
Syihab] berkata, telah mengabarkan
kepada saya ['Ubaidullah bin 'Abdullah
bin 'Uqbah] bahwa [Abu Sa'id Al Khudriy
radliallahu 'anhu] berkata, telah
menceritakan kepada kami Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dengan
pembicaraan yang panjang tentang
Dajjal. Diantara yang Beliau ceritakan
tentangnya adalah, Beliau berkata: “Dajjal
akan datang pada suatu tanah yang
tandus di Madinah (untuk memasuki
Madinah) padahal dia diharamkan untuk
memasuki pintu-pintu gerbang Madinah.
Maka pada hari itu keluarlah seorang laki-
laki yang merupakan manusia terbaik
atau salah seorang dari manusia terbaik
menghadangnya seraya berkata; Aku
bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang
pernah diceritakan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Dajjal
berkata; Bagaimana sikap kalian jika aku
membunuh orang ini lalu aku
menghidupkannya kembali, apakah
kalian masih meragukan kemampuanku?.
Mereka menjawab: “Tidak”. Maka Dajjal
membunuh laki-laki terbaik itu lalu
menghidupkannya kembali. Laki-laki itu
berkata, ketika Dajjal menghidupkannya
kembali; “Demi Allah, hari aku tidak akan
lebih waspada kecuali terhadap diriku
sendiri. Maka Dajjal berkata; “Aku akan
membunuhnya lagi”. Maka Dajjal tidak
sanggup untuk menguasainya“. [HR.
Shahih Bukhari: 1749, Kitab Haji].
… dari [An Nawwas bin Sam'an] berkata:
… Kemudian ia memanggil seorang
pemuda belia, ia menebasnya dengan
pedang lalu memutusnya menjadi dua
bagian lalu memanggilnya, ia datang
memanggut-manggutkan wajahnya
seraya tertawa, saat ia seperti itu,..”[HR.
Shahih Muslim: 5228, Kitab Fitan, Bab
Dizkrud Dajjal] Hadist lengkapnya ada
dibagian awal tulisan ini.
Telah menceritakan kepada kami [Ali bin
Muhammad] telah menceritakan kepada
kami [Abdurrahman Al Muharibi] dari
[Isma'il bin Rafi' Abu Rafi'] dari [Abu
Zur'ah As Saibani] -yaitu Yahya bin Abu
‘Amru- dari ['Amru bin Abdullah] dari
[Abu Umamah Al Bahili] dia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah berkhutbah di hadapan kami, dan
kebanyakan isi khutbah beliau selalu
menceritakan kepada kami tentang Dajjal
supaya kami berhati-hati. dan di antara
isi khutbah beliau adalah: “Sungguh,
semenjak Allah menciptakan anak cucu
Adam, tidak ada fitnah yang lebih besar
dari Dajjal, dan tidak ada satu Nabi pun
yang diutus oleh Allah melainkan ia akan
memperingatkan kepada umatnya
mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan Aku
adalah Nabi yang paling terakhir dan
kamu juga ummat yang paling terakhir,
maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
Dajjal akan keluar di tengah-tengah
kalian. Sekiranya ia keluar, sedang aku
masih berada di tengah-tengah kalian,
maka Aku adalah pembela setiap orang
muslim. Namun jika ia keluar setelah
(kematian) ku, maka tiap-tiap kalian
adalah penyelamat bagi dirinya sendiri,
dan Allah sebagai penggantiku dalam
menyelamatkan setiap muslim.
Sesungguhnya ia akan keluar dari suatu
celah yang terletak antara Syam dan Irak.
Lalu ia akan berbuat kerusakan di sebelah
kirinya dan kanannya. Wahai hamba
Allah, wahai para manusia, teguhkanlah
diri kalian, karena aku akan menerangkan
sifat-sifatnya yang belum pernah
diterangkan oleh seorang Nabi pun
sebelumku. Pertama kali ia akan
mendakwakan dirinya dengan
mengatakan, ‘Aku adalah seorang Nabi.’
Padahal tidak ada Nabi setelahku,
kemudian ia juga akan mendakwakan
dirinya dengan mengatakan, ‘Aku adalah
Rabb kalian.’ Sedangkan kalian tidak akan
bisa melihat Allah kecuali setelah kalian
meninggal. Dan ia hanya memiliki satu
mata, padahal Allah tidaklah bermata
sebelah. Dan diantara kedua matanya
tertulis kata ‘kafir’ yang hanya dapat
dibaca oleh setiap muslim baik yang
dapat menulis maupun yang tidak dapat
menulis. Diantara fitnah-fitnahnya
adalah, bahwa bersamanya ada surga
dan neraka, namun pada hakekatnya
nerakanya adalah surga dan surganya
adalah neraka. Barangsiapa mendapatkan
cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia
berlindung kepada Allah dan hendaklah
ia membaca ayat di awal-awal surat Al
Kahfi. Dan diantara fitnahnya juga adalah,
ia akan berkata kepada seorang Arab,
‘Pikirkanlah olehmu, sekiranya aku dapat
membangkitkan ayah dan ibumu yang
telah mati, apakah kamu akan bersaksi
bahwa aku adalah Rabbmu? ‘ Laki-laki
arab tersebut menjawab, ‘Ya.’ Kemudian
muncullah setan yang menjelma di
hadapannya dalam bentuk ayah dan
ibunya, maka keduanya berkata, ‘Wahai
anakku, ikutilah ia, sesungguhnya dia
adalah Rabbmu.’ Dan di antara firnah-
fitnahnya adalah ia akan memaksa
manusia lalu membunuhnya dan
memotongnya dengan gergaji. Maka
terbelahlah orang tersebut menjadi dua
bagian. Kemudian Dajjal berkata, ‘Lihatlah
oleh kalian kepada hambaku ini,
sesungguhnya aku akan
membangkitkannya, lalu dia akan
mendakwakan bahwa Rabbnya adalah
selain aku.’ Maka Allah pun
membangkitkan orang yang terbelah
tersebut. Lalu Dajjal berkata kepadanya,
‘Siapakah Rabbmu? ‘ ia menjawab,
‘Rabbku adalah Allah, dan kamu adalah
musuh Allah. Kamu adalah Dajjal. Demi
Allah, mulai hari ini, tidak ada hal yang
lebih aku yakini selain dari (kedustaan)
mu’.” [Abu Hasan Ath Thanafisi] berkata;
telah menceritakan kepada kami [Al
Muharibi] telah menceritakan kepada
kami ['Ubaidullah bin Al Walid Al
Washafi] dari ['Athiyah] dari [Abu Sa'id]
dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Laki-laki itu adalah
dari ummatku yang mendapatkan derajat
yang paling tinggi di surga.” Perawi
berkata; Abu Sa’id berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Demi Allah, kami tidak melihat laki-laki
tersebut melainkan Umar bin Khattab
sehingga dia menyelesaikan segala
urusannya.” Al Muharibi berkata,
“Kemudian kembali ke hadits riwayat Abu
Rafi’, dia berkata, “Dan termasuk dari
fitnahnya (Dajjal) adalah memerintahkan
langit supaya menurunkan air hujan,
maka turunkah hujan, dan
memerintahkan bumi supaya
menumbuhkan tumbuhannya, maka
bumi pun menumbuhkan tumbuhannya.
Termasuk dari fitnahnya adalah ia
melintasi suatu negeri, namun
penduduknya mendustakannya, maka
tidak satu binatang ternak pun yang
tersisa melainkan akan binasa. Dan
diantara fitnah-fitnahnya adalah bahwa ia
akan melintasi suatu negeri, kemudian
penduduknya membenarkannya, maka ia
memerintahkan langit untuk
menurunkan hujan, maka turunkah
hujan dan memerintahkan bumi supaya
menumbuhkan tumbuhannya, maka
tumbuhlah tumbuhannya. Sehingga
binatang pada saat itu menjadi lebih
besar dan lebih gemuk dibanding dengan
masa-masa yang telah lalu, paling besar
lambungnya dan paling banyak air
susunya. Sungguh, tidak ada satu negeri
pun di muka bumi ini yang tidak
dimasuki dan dikuasai oleh Dajjal kecuali
Makkah dan Madinah, dan dia tidak akan
mampu memasukinya dari setiap celah-
celah itu melainkan ia akan bertemu
dengan menjaga tempat tersebut dengan
pedang yang terhunus, sehingga ia akan
singgah di suatu tempat yang kosong dan
belum pernah diolah. Maka kota Madinah
bergetar dengan tiga kali guncangan,
sehingga tidak akan tersisa dalam kota
tersebut seorang munafik pun baik laki-
laki maupun perempuan kecuali keluar
menemui Dajjal, kota Madinah pun
terbebas dari orang-orang keji
sebagaimana alat pompa besi
menghilangkan karat pada besi, dan hari
itu disebut dengan hari pembersihan.”
Ummu Syuraik binti Abu Al ‘Akr berkata,
“Wahai Rasulullah, dimanakah orang-
orang Arab saat itu?” beliau menjawab:
“Pada saat itu jumlah mereka sangatlah
sedikit dan mereka berada di Baitul
Maqdis sedangkan imam mereka adalah
seorang laki-laki yang shalih. Ketika
pemimpin mereka hendak maju ke
hadapan untuk mengimami dalam shalat
subuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam,
maka mundurlah imam mereka ke
belakang supaya Isa maju untuk
mengimami shalat. Isa lalu meletakkan
tangannya di antara dua bahunya
(pemimpin mereka) sambil berkata,
‘Majulah kamu dan pimpinlah shalat,
karena sesungguhnya ia ditegakkan untuk
kamu.’ Akhirnya pemimpin mereka pun
mengimami mereka shalat, dan ketika
shalat telah usai, Isa berkata, ‘Bukalah
pintu.’ Mereka pun membukakan pintu,
ternyata di belakangnya Dajjal telah
menunggu bersama dengan tujuh puluh
ribu orang Yahudi, masing-masig dari
mereka memiliki pedang terhunus yang
terbuat dari emas dan berjubah besar
berwarna hijau. Ketika ia (Isa)
memandang Dajjal, Dajjal pun meleleh
(hancur) sebagaimana garam yang
meleleh di dalam air. Kemudian dia lari
dan dihadang oleh Isa di pintu timur kota
Lud, kemudian Isa membunuhnya. Maka
Allah menjadikan kekalahan terhadap
orang-orang Yahudi, dimana tidak ada
satu makhluk pun yang diciptakan Allah
yang dijadikan perlindungan oleh mereka
melainkan Allah akan menjadikannya
berbicara, mulai dari batu, pohon,
dinding dan binatang ternak kecuali
pohon Gharqad. Sebab ia termasuk dari
pohonnya mereka yang tidak mau bicara.
Lalu makhluk Allah yang lain angkat
bicara, “Wahai hamba Allah yang Muslim,
di sini ada orang Yahudi, kemarilah dan
bunuhlah dia.” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya
hari-harinya (Dajjal hidup) ialah selama
empat puluh tahun, setahun bagaikan
setengah tahun, dan setahun berikutnya
seperti sebulan, dan sebulan seperti
sepekan dan sisa hari-hari tersebut
seperti percikan api (yang cepat
terbangnya), salah seorang berada di
pintu Madinah di pagi hari, maka belum
sampai pintu yang lain ia telah berada di
sore hari.” Lalu dikatakan kepada beliau,
“Wahai Rasulullah, bagaimana kami
shalat di hari-hari yang sangat pendek
tersebut?” beliau menjawab:
“Perkirakanlah hari-hari kalian untuk
melaksanakan shalat sebagaimana kalian
memperkirakan pada hari-hari yang
panjang ini, kemudian tunaikanlah
shalat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda lagi: “Kemudian Isa
bin Maryam akan menjadi seorang hakim
yang adil dikalangan ummatku dan
seorang pemimpin yang bijaksana, ia
akan menghancurkan salib, membunuh
babi, menghapus pajak dan membiarkan
sedekah, maka ia tidak akan mencari
seekor kambing atau seekor unta zakat
pun, kedengkian dan permusuhan
dihapus, bisa (racun) dari setiap makhluk
yang berbisa diangkat sehingga apabila
ada seorang bayi perempuan
memasukkan tangannya ke dalam mulut
ular, maka ular tersebut tidak akan
membahayakannya, dan bayi perempuan
itu juga dapat menyakiti seekor singa,
sedangkan singa tersebut tidak akan
membahayakan bayi itu. Dan serigala
akan berada di tengah gerombolan
kambing seakan-akan ia adalah
anjingnya. Dunia akan dipenuhi oleh
kedamaian sebagaimana bejana yang
berisi air (karena sangat ratanya), agama
akan menjadi satu, maka tidak ada yang
disembah selain Allah, terhapusnya
seluruh hal yang menyebabkan
peperangan, suku Quraiysi kembali
mengambil kekuasaannya, dan bumi
seakan-akan seperti bintangan perak, dan
tumbuh-tumbuhannya akan tumbuh
seperti zamannya Nabi Adam, sehingga
apabila ada sekelompok orang
berkumpul untuk makan setangkai
anggur, maka hal itu akan membuatnya
senang, dan apabila sekelompok orang
tersebut berkumpul untuk memakan
sebuah delima, maka hal itu juga akan
membuat mereka senang. Seekor sapi
pada saat itu harganya sangatlah murah
dan seekor kuda hanya seharga beberapa
dirham.” Para sahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, kenapa kuda menjadi
murah?” beliau bersabda: “Ia tidak
digunakan untuk berperang selamanya.”
Dikatakan kepada beliau, “Kenapa sapi
jantan harganya mahal?” Beliau bersabda:
“Sebab ia digunakan untuk membajak
bumi semuanya. Sesungguhnya tiga
tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah
waktu yang sangat sulit, dimana manusia
akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat,
Allah akan memerintahkan kepada langit
pada tahun pertama untuk menahan
sepertiga dari hujannya, dan
memerintahkan kepada bumi untuk
menahan sepertiga dari tanaman-
tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah
akan memerintahkan kepada langit untuk
menahan dua pertiga dari hujannya dan
memerintahkan kepada bumi untuk
menahan duapertiga dari tumbuh-
tumbuhannya. Kemudian di tahun yang
ketiga, Allah memerintahkan kepada
langit untuk menahan semua air
hujannya, maka ia tidak meneteskan
setetes air pun dan Allah memerintahkan
kepada bumi untuk menahan semua
tanaman-tanamannya, maka setelah itu
tidak dijumpai satu tanaman hijau yang
tumbuh dan semua binatang yang
berkuku akan mati, kecuali yang tidak
dikehendaki oleh Allah.” kemudian para
sahabat bertanya, “Dengan apakah
manusia akan hidup pada saat itu?”
Beliau menjawab: “Tahlil, takbir dan
tahmid akan sama artinya bagi mereka
dengan makanan.” Abu Abdullah berkata;
saya mendengar Abu Al Hasan Ath
Thanafisi berkata; saya mendengar
Abdurrahman Al Muharibi berkata,
“Selayaknya hadits ini diajarkan kepada
para pengajar sehingga ia dapat
mengajari anak-anak didiknya dalam
beberapa kitab.”[HR. Ibnu Majah: 4067,
Kitab Fitan, Bab Fitnah Dajjal dan
Keluarnya Isa ibnu Maryam, perawinya
ada Imai'il bin Rafi' yang didhaifkan oleh
Imam Ahmad bin Hanbal dan juga An-
Nasa'i].
Sumber:
1. Fitnah & Petakah Akhir Zaman, Abu
Fatiah Al-Adnani, Hal 227 – 228, Cetakan
I. Januari 2007, Edisi Revisi, Granada
Mediatama, Solo
2. Abu Fatiah Al-Adnani, Dajjal ’Sudah’
Muncul dari Khurasan, Hal 65 – 69,
Cetakan 1, Juli 2006, Granada
Mediatama, Solo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar