Sabtu, 12 Mei 2012

Rahasia Dan Keajaiban KunangKunang

Kunang Kunang, hewan malem yang terbang dan
bisa menyala klo malem hari, indah bukan, untuk
itu para pakar dari perusahaan Inggris, Biotrace
International, menjadikan cahaya kunang-kunang
dipakai dalam teknologi pendeteksi kuman
mematikan seperti E. coli atau legionella.
Penggunaan alat ini telah merambah industri
makanan.
Bagi kunang-kunang kelompok Photuris, cahaya
mereka berperan pula dalam perburuan. Betina
jenis ini dapat meniru kerlipan sinyal cahaya
yang dipancarkan betina jenis lain, misalnya
Photuris. Dengan sinyal cahaya palsu ini, kunang-
kunang jantan jenis Photuris pun terjebak dan
dimakan oleh Photuris betina.
Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai
tanda peringatan, untuk memperingatkan antar-
sesama jenisnya tentang ancaman bahaya,
maupun peringatan bagi serangga dan burung
pemangsa agar tidak memakannya. Sebab, zat
pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang
berasa pahit. Kalaupun ada serangga pemangsa
yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh
kunang-kunang dari bagian kepala, terus hingga
ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang
tidak dimakannya.
Mengapa kunang-kunang bisa membawa ‘lampu’
ke sana kemari tanpa kepanasan? Para peneliti
tertarik akan fenomena tersebut. Karena, cahaya
bola lampu listrik yang dikenal selama ini bila
menyala maka lama-kelamaan akan memanas.
Dilihat dari efisiensi energi, bola lampu listrik
temuan Edison hanya mampu menghasilkan
cahaya sekitar 10% dari seluruh energi listrik
yang dialirkan, sebagian besar sisanya berubah
menjadi panas. Ini menyebabkan cahaya lampu
listrik panas. Sebaliknya, organ penghasil cahaya
dalam tubuh kunang-kunang melepaskan sekitar
100% energi berupa cahaya. Ini menjadikan
cahayanya dingin. Bayangkan jika cahaya kunang-
kunang panas mirip lampu pijar, mereka
mungkin akan terbakar dan mati.
Cahaya kunang-kunang dikeluarkan oleh organ
khusus yang tersusun atas sel-sel penghasil
cahaya yang disebut fotosit. Organ ini terletak
pada ruas ke-4 atau ke-5 dari tubuhnya. Kerlipan
cahaya kunang-kunang merupakan hasil reaksi
kimia yang melibatkan zat kimia bernama
luciferin yang dihasilkan sel-sel penghasil cahaya.
Melalui serangkaian tahapan reaksi kimia,
luciferin dengan bantuan enzim luciferase dan
beberapa zat tertentu bereaksi membentuk
sejumlah zat kimia baru dengan melepaskan
hampir 100% energi dalam bentuk cahaya. Energi
yang terbuang sebagai panas sangat sedikit sekali.
Bandingkan dengan lampu listrik buatan
manusia.
Untuk menjadi bentuknya yang sekarang, lampu
pijar harus melalui proses penelitian panjang,
yaitu 50 tahun lebih. Perkembangan bola lampu
listrik dimulai dari sejak Sir Humprey Davy di
tahun 1811. Thomas Alva Edison berhasil
mengembangkannya menjadi bola lampu listrik
di tahun 1878. Saat itu Edison mengirim orang ke
berbagai penjuru dunia untuk mencari bahan
terbaik sebagai kawat pijar (”filamen”) bola
lampu. Ia mencoba tak kurang dari 6000 bahan
kawat atau serat, termasuk dari tumbuhan seperti
bambu, sebelum akhirnya ditemukan filamen
awet yang tidak mudah terbakar dalam bola kaca
tak-beroksigen. Edison-lah yang lalu membidani
berdirinya perusahaan Edison General Electric,
yang kini menjadi raksasa dunia: General Electric.
Begitulah, sejak Thomas Edison hingga kini, tak
ada teknologi lampu listrik yang menyamai lampu
kunang-kunang yang dingin. Diperlukan
kecerdasan dan kerja keras banyak orang untuk
menemukan bola lampu listrik terbaik. Lalu
kecerdasan siapakah yang menciptakan cahaya
dingin kunang-kunang? Mungkinkah kunang-
kunang sendiri yang melakukan penelitian,
mencoba-coba ribuan zat kimia, dan akhirnya
menemukan sendiri lampu hebatnya? Mustahil,
sebab ia makhluk tak berakal. Lagi pula, kunang-
kunang dan cahayanya harus sudah ada sejak
pertama kali ia diciptakan. Sebab, tanpa
cahayanya, kunang-kunang takkan mampu
berkembang biak dan sudah punah dari dulu.
Semua ini mengarahkan kita pada kesimpulan:
kunang-kunang dan cahayanya bukanlah
terbentuk setahap demi setahap dengan
sendirinya, melalui peristiwa alamiah belaka, dan
tanpa penciptaan cerdas sengaja. Sedari awal,
kumbang bercahaya ini mestilah diciptakan
secara sempurna, lengkap dengan cahayanya oleh
Pencipta Mahacerdas. Dialah Allah, sebaik-baik
Pencipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar