Sabtu, 12 Mei 2012

Amerika akan Bom Makkah danMadinah?

REPUBLIKA.CO.ID, NEW
YORK -- Meski Arab Saudi
disebut-sebut sebagai salah
satu sekutu utama Amerika
Serikat, ternyata negeri
Paman Sam itu memiliki
agenda tersembunyi untuk
menghancurkan dua kota suci umat Islam yang
berada di Saudi, Makkah dan Madinah. Kabar
itu terungkap setelah materi kursus militer
untuk para perwira AS bocor ke media massa.
Seperti dilaporkan Associated Press, Jumat
(11/5), dalam salah satu kursus militer yang
digelar Pentagon, Amerika mendoktrin para
perwira AS masa depan, bila Islam adalah
musuh yang wajib dihancurkan. Karena itu,
Amerika mengagendakan bakal menghancurkan
tempat-tempat suci umat Islam, yakni Makkah
dan Madinah --kota tempat Ka'bah dan makam
Nabi Muhammad SAW berada-- dengan bom
atom. AS bakal melontarkan bom atom ke
Makkah dan Madinah laiknya saat mereka
membumihanguskan Kota Hirosima dan
Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.
The Guardian melaporkan, pelatihan selama
satu tahun yang digelar di Sekolah Gabungan
Angkatan Bersenjata AS di Norfolk, negara
bagian Virginia itu, merupakan upaya Amerika
mendapatkan para prajurit dan pemimpin masa
depan yang bakal melakukan perang total
terhadap 1,4 miliar umat Islam di seluruh
dunia. Ini yang mengesalkan, dalam pelatih itu
para perwira diminta tidak mempedulikan
berapa banyak nyawa warga sipil Muslim yang
bakal melayang.
Instruktur Angkatan Darat AS yang mengajar
dalam pelatihan itu, Letkol Mattew Dooley
menyatakan, dirinya tidak percaya ada konsep
Islam moderat. Dooley mengatakan, agama
Islam dan para pengikutnya masuk dalam
kategori musuh yang dapat mengancam
eksistensi AS.
"Mereka (Muslim) membenci segala hal tentang
kamu (warga Amerika) dan tidak akan mau
hidup berdampingan dengan kamu hingga
kamu lenyap," ungkap Dooley dalam sebuah
presentasi Juli 2011 lalu, seperti dilaporkan AP.
Dooley juga memprovokasi, teori perang yang
ditetapkan dalam Konvensi Jenewa sudah tidak
relevan dengan teori perang sesungguhnya. "Ini
membuka opsi baru, di mana perang dengan
penduduk sipil boleh dilakukan, jika
diperlukan. Sebab, sudah ada sejarahnya
seperti Tokyo, Hiroshima, dan Nagasaki," kata
Dooley.
Skenario Amerika berikutnya adalah ingin
menjadikan Saudi terancam kelaparan dan
Islam. Meski awalnya menutup-nutupi pelatihan
tersebut, Pentagon akhirnya menghentikan
kursus tersebut. AP melaporkan, penghentian
kursus tersebut diawali protes seorang perwira
yang menilai materi kursus bertentangan
dengan pernyataan pemimpin AS tahun lalu,
yang mengatakan AS memerangi kelompok
fundamentalis Islam, bukan memerangi ajaran
Islam.
Pentagon pun memerintahkan penyidikan
materi kursus militer tersebut. Akhirnya, para
petugas termasuk instruktur kursus, Dooley
diskor Pentagon. Tapi mereka tidak dipecat.
Sejatinya, pelatihan militer bagi perwira AS yang
menargetkan umat Islam bukan kali ini saja.
Tahun lalu terkuat, FBI menghentikan kursus
militer serupa. Seperti kata pepatah, serapat-
rapatnya bangkai ditutupi, akhirnya tercium
juga. Meski Pentagon dan Gedung Putih
berusaha menutup rapat niat jahat tersebut,
rencana membumihanguskan kaum Muslimim
yang ingin hidup di dalam naungan syariat
Islam dan menolak sistem yang coba diterapkan
AS terungkap juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar