Senin, 07 Mei 2012

Jendela Islam : JauhiRokok Jika Ingin DekatDengan Malaikat

Menjadi Muslim tak hanya dituntut untuk
memburu pahala dengan mengerjakan
yang wajib dan menjauhi dosa dengan
meninggalkan yang haram. Justru, di luar
hal-hal yang halal dan haram itu, Muslim
ternyata harus berhati-hati.
Bahasan itulah yang mewarnai ulasan
materi yang disampaikan ulama asal
Australia, Tawfique Chowdhury, di
Indonesian Banking School,Tawfique
mengatakan, sejumlah perilaku turut
menentukan dekat tidaknya seseorang
dengan keselamatan. Salah satu perilaku
itu adalah merokok.
"Malaikat jauh dari orang-orang yang
merokok. Mereka enggan memasuki
rumah di mana ada asap rokok di
dalamnya," ujar CEO Mercy Mission dan
pendiri Al Kauthar Institute itu. Ia
menekankan agar Muslim
memperhatikan hal-hal yang membawa
mudharat, baik bagi dirinya maupun bagi
orang di sekelilingnya.
"Setiap saat, ada jutaan malaikat di
sekitar kita," katanya. Selain dua malaikat
pengawas dan pencatat amal, ada
malaikat-malaikat lain yang melindungi
manusia. "Keberadaan mereka bagi kita
sangat dipengaruhi oleh perilaku kita.
Dan merokok adalah salah satu hal yang
menjauhkan malaikat dari kita."
Selain itu, Tawfique juga mengingatkan
pentingnya amalan wajib bernama shalat.
Peristiwa Isra' dan Mikhraj, katanya,
menunjukkan betapa pentingnya ibadah
wajib tersebut. "Shalat adalah esensi dari
hubungan Muslim dengan Allah,"
ujarnya.
Lebih dari itu, menurut Tawfique, shalat
menentukan 'kesahihan' Islam seseorang.
"Jika seseorang mengaku beragama Islam
namun tidak shalat, maka ia bukan
Muslim. Jika Anda menikah dengan
seorang pria atau wanita dan di
kemudian hari ia tidak menunaikan
shalat lima waktu, maka sesungguhnya
kontrak pernikahan telah batal,"
tegasnya.
Shalat, tambahnya, merupakan bentuk
penyerahan diri seorang hamba kepada
Allah. Ia adalah cara untuk mendekatkan
diri. "Untuk bisa dekat, kita perlu kenal.
Dan kita akan mengenal Allah jika kita
mengenal diri kita, menyadari apa
kelemahan dan makna kita di hadapan-
Nya. Kita harus tahu bahwa kita bukanlah
apa-apa di hadapan Allah."
Kegiatan yang sekaligus menjadi kursus
perdana Al-Kauthar Institute di Indonesia
itu diikuti oleh sedikitnya 40 orang,
termasuk beberapa orang dari Al-Kauthar
Institute Malaysia. Kursus bertema
"Mercy to the World: Seerah: Makkan
Period" yang digelar seharian penuh
(pukul 9.30 – 19.30 WIB) itu mengulas
tentang sejarah hidup Nabi Muhammad
saw di Makkah al Mukarromah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar