Jumat, 11 Mei 2012

5 Negara Maju yang TidakMengenal Ujian Nasional

Sekarang lagi musim Ujian Nasional.
Untuk Apakah Ujian Nasional Sebetulnya?
Apakah UN mutlak diperlukan? Berikut
negara - negara maju yang ternyata tidak
menerapkan ujian nasional pada sistem
pendidikannya...
1. Finlandia
Finlandia sebagai negara dengan system
pendidikan termaju di dunia tidak
mengenal yang namanya Ujian Nasional.
Evaluasi mutu pendidikan sepenuhnya
dipercayakan kepada para guru sehingga
negara berkewajiban melatih dan
mendidik guru guru agar bisa
melaksanakan evaluasi yang berkualitas.
Setiap akhir semester siswa menerima
laporan pendidikan berdasarkan evaluasi
yang sifatnya personal dengan tidak
membandingkan atau melabel para siswa
dengan peringkat juara seperti yang telah
menjadi tradisi pendidikan kita. Mereka
sangat meyakini bahwa setiap individu
adalah unik dan memiliki kemampuan
yang berbeda beda.
Di Finlandia profesi guru adalah profesi
yang paling terhormat. Dokter justru
berada dibawah peringkat guru.
2. Amerika
Amerika yang terdiri dari banyak negara
bagian ternyata tidak pernah
menyelenggarakan UN atau ujian negara
secara nasional.
Walaupun ada ujian yang
diselenggarakan oleh masing-masing
state (negara bagian), namun tidak
semua sekolah diwajibkan mengikuti
ujian negara bagian. Tiap negara bagian
juga mempunyai materi ujian-masing
masing.
Sekolah-sekolah tetap boleh
menyelenggarakan ujian sendiri dan
menentukan kelulusannya sendiri..
Semua lulusan, baik lulusan yang
disenggarakan oleh sekolahnya sendiri
atau lulus ujian yang diselenggarakan
negara bagian, tetap boleh mengikuti
ujian mauk ke college ataupun
universitas asal memenuhi persyaratan
dan lulus tes masuk.
Logika pendidikan yang digunakan yaitu:
Kualitas pendidikan ditentukan oleh
individu masing-masing kelulusan.
Walaupun Si A lulusan dari SMA pinggiran
yang tidak terkenal, kalau dia lulus tes
masuk ke Universitas Harvard, maka
diapun akan diterima di universitas
tersebut.Jadi masalah kualitas ditentukan
oleh individu (individual quality).
Pakar pendidikan dari Columbia
University, Linda Hammond (1994)
Berpendapat bahwa nasionalisasi ujian
sekolah tidak bisa memberi kreativitas
guru. Sekolah tidak bisa menciptakan
strategi belajar sesuai dengan perbedaan
kondisi sosial, ekonomi, budaya, serta
kemajuan teknologi. Sistem pendidikan
top down oriented, tak bisa menjawab
masalah yang ada di daerah-daerah
berbeda.
3. Jerman
Jerman tidak mengenal ujian nasional.
Kebijaksanaan yang diutamakan adalah
membantu setiap peserta didik dapat
berkembang secara optimal, yaitu
dengan:
(1) menyediakan guru yang profesional,
yang seluruh waktunya dicurahkan untuk
menjadi
pendidik;
(2) menyediakan fasilitas sekolah yang
memungkinkan peserta didik dapat
belajar dengan penuh kegembiraan
dengan fasilitas olahraga dan ruang
bermain yang memadai dan ruang kerja
guru;
(3) menyediakan media pembelajaran
yang kaya, yang memungkinkan peserta
didik dapat secara terus-menerus belajar
melalui membaca buku wajib, buku
rujukan, dan buku bacaan, (termasuk
novel), serta kelengkapan laboratorium
dan perpustakaan yang memungkinkan
peserta didik belajar sampai tingkatan
menikmati belajar;
(4) evaluasi yang terus-menerus,
komprehensif dan obyektif.
Melalui model pembelajaran yang seperti
inilah, yaitu peserta didik setiap saat
dinilai tingkah lakunya,
kesungguhan belajarnya, hasil belajarnya,
kemampuan intelektual, partisipasinya
dalam belajar yang menjadikan sekolah
di Jerman mampu menghasilkan rakyat
yang beretos kerja tinggi, peduli mutu,
dan gemar belajar.
Mereka setiap hari belajar selalu
mendapat tugas dari semua mata
pelajaran yang proses maupun hasilnya
dinilai dan nilai-nilai ini memengaruhi
nilai akhir semester dan seterusnya.
4. Kanada
Di Kanada tidak ada Ujian Nasional
karena dianggap tak bermanfaat untuk
kemajuan pendidikan di negara iti. Untuk
kontrol kualitas di Kanada terdapat
penjaminan mutu pendidikan yang
kontrolnya sangat kuat. Lembaga
penjamin mutu ini benar-benar bekerja
secara ketat dari pendidikan dasar hingga
menengah. Sehinga murid yang akan
masuk ke perguruan tinggi cukup dengan
rapor terakhir.
Di Kanada, perguruan tinggi tidak sulit
lagi untuk menerima murid darimana
pun sekolahnya. Karena standar sekolah
di sana sudah sesuai dengan standar
perguruan tinggi yang akan dimasuki
setiap lulusan sekolah.
Kebalikan dengan di Indonesia,
perguruan tinggi banyak yang tidak
percaya dengan lulusan sekolah
menengah. Saling tidak percaya standar
ini yang menyebabkan pemborosan
keuangan negara karena harus
menyelenggarakan UN dan ujian mandiri.
5. Australia
Di Negara Australia ini, ujian nasional
tidak dilaksanakan bahkan tidak dikenal
sama sekali, melainkan ujian state. Ujian
ini tidak menentukan lulus tidaknya para
peserta didik, namun untuk menentukan
kemana siswa tersebut akan melanjutkan
pendidikan. Berapapun nilai yang
didapatkan oleh siswa dari ujian tersebut
tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun tetap
dinyatakan lulus, namun kelulusan
tersebut tidak ada gunanya. Berarti siswa
tersebut akan sangat sulit untuk
melanjutkan pendidikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar