Sabtu, 06 Juli 2013

Transistor

      Salah satu fungsi utama transistor
adalah sebagai penguat sinyal . Dalam
hal ini transistor bisa dikonfigurasikan
sebagai penguat tegangan, penguat arus
maupun sebagai penguat daya.
Berdasarkan sistem pertanahan
transistor (grounding) penguat
transistor dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu :

1. Penguat Common Base (grounded-
base)
Penguat Common Base adalah penguat
yang kaki basis transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke
emitor dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Base
mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.
Penguat Common base mempunyai
karakter sebagai berikut :
Adanya isolasi yang tinggi dari
output ke input sehingga
meminimalkan efek umpan
balik.
Mempunyai impedansi input
yang relatif tinggi sehingga
cocok untuk penguat sinyal kecil
(pre amplifier).
Sering dipakai pada penguat
frekuensi tinggi pada jalur VHF
dan UHF.
Bisa juga dipakai sebagai buffer
atau penyangga.

2. Penguat Common Emitor
        Penguat Common Emitor adalah
penguat yang kaki emitor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke
basis dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Emitor
juga mempunyai karakter sebagai
penguat tegangan.
Penguat Common Emitor mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
Sinyal outputnya berbalik fasa
180 derajat terhadap sinyal
input.
Sangat mungkin terjadi osilasi
karena adanya umpan balik
positif, sehingga sering dipasang
umpan balik negatif untuk
mencegahnya.
Sering dipakai pada penguat
frekuensi rendah (terutama pada
sinyal audio).
Mempunyai stabilitas penguatan
yang rendah karena bergantung
pada kestabilan suhu dan bias
transistor.

3. Penguat Common Collector
           Penguat Common Collector adalah
penguat yang kaki kolektor transistor
di groundkan, lalu input di masukkan
ke basis dan output diambil pada kaki
emitor. Penguat Common Collector
juga mempunyai karakter sebagai
penguat arus .
Penguat Common Collector
mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
Sinyal outputnya sefasa dengan
sinyal input (jadi tidak
membalik fasa seperti Common
Emitor)
Mempunyai penguatan tegangan
sama dengan 1.
Mempunyai penguatan arus
samadengan HFE transistor.
Cocok dipakai untuk penguat
penyangga (buffer) karena
mempunyai impedansi input
tinggi dan mempunyai
impedansi output yang rendah.

Berdasarkan titik kerjanya penguat
transistor ada tiga jenis, yaitu:
1. Penguat Kelas A
Penguat kelas A adalah penguat yang
titik kerja efektifnya setengah dari
tagangan VCC penguat. Untuk bekerja
penguat kelas A memerlukan bias awal
yang menyebabkan penguat dalam
kondisi siap untuk menerima sinyal.
Karena hal ini maka penguat kelas A
menjadi penguat dengan efisiensi
terendah namun dengan tingkat
distorsi (cacat sinyal) terkecil.
Sistem bias penguat kelas A yang
populer adalah sistem bias pembagi
tegangan dan sistem bias umpan balik
kolektor. Melalui perhitungan
tegangan bias yang tepat maka kita
akan mendapatkan titik kerja transistor
tepat pada setengah dari tegangan VCC
penguat. Penguat kelas A cocok
dipakai pada penguat awal (pre
amplifier) karena mempunyai distorsi
yang kecil.

2. Penguat Kelas B
Penguat kelas B adalah penguat yang
bekerja berdasarkan tegangan bias dari
sinyal input yang masuk. Titik kerja
penguat kelas B berada dititik cut-off
transistor. Dalam kondisi tidak ada
sinyal input maka penguat kelas B
berada dalam kondisi OFF dan baru
bekerja jika ada sinyal input dengan
level diatas 0.6Volt (batas tegangan
bias transistor).
Penguat kelas B mempunyai efisiensi
yang tinggi karena baru bekerja jika
ada sinyal input. Namun karena ada
batasan tegangan 0.6 Volt maka
penguat kelas B tidak bekerja jika
level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal
ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal)
yang disebut distorsi cross over, yaitu
cacat pada persimpangan sinyal sinus
bagian atas dan bagian bawah.
Penguat kelas B cocok dipakai pada
penguat akhir sinyal audio karena
bekerja pada level tegangan yang relatif
tinggi (diatas 1 Volt). Dalam
aplikasinya, penguat kelas B
menggunakan sistem konfigusi push-
pull yang dibangun oleh dua transistor.

3. Penguat kelas AB
Penguat kelas AB merupakan
penggabungan dari penguat kelas A
dan penguat kelas B. Penguat kelas AB
diperoleh dengan sedikit menggeser
titik kerja transistor sehingga distorsi
cross over dapat diminimalkan.  Titik
kerja transistor tidak lagi di garis cut-
off namun berada sedikit diatasnya.
Penguat kelas AB merupakan
kompromi antar efisiensi dan fidelitas
penguat. Dalam aplikasinya penguat
kelas AB banyak menjadi pilihan
sebagai penguat audio.

4. Penguat kelas C
Penguat kelas C mirip dengan penguat
kelas B, yaitu titik kerjanya berada di
daerah cut-off transistor. Bedanya
adalah penguat kelas C hanya perlu
satu transistor untuk bekerja normal
tidak seperti kelas B yang harus
menggunakan dua transistor (sistem
push-pull). Hal ini karena penguat
kelas C khusus dipakai untuk
menguatkan sinyal pada satu sisi atau
bahkan hanya puncak-puncak sinyal
saja.
Penguat kelas C tidak memerlukan
fidelitas, yang dibutuhkan adalah
frekuensi kerja sinyal sehingga tidak
memperhatikan bentuk sinyal. Penguat
kelas C dipakai pada penguat frekuensi
tinggi. Pada penguat kelas C sering
ditambahkan sebuah rangkaian
resonator LC untuk membantu kerja
penguat. Penguat kelas C mempunyai
efisiensi yang tinggi sampai 100 %
namun dengan fidelitas yang rendah.

Selamat ujian sobb....salam sehat by ericseptian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar