Sabtu, 06 Juli 2013

8 Negara Penyumbang Kerusakan Bumi Terbesar di Dunia

8. Rusia
Hanya kurang dari separuh penduduk
Rusia yang memiliki akses air minum
aman. Limbah kota dan kontaminasi
nuklir menambah masalah besar pada
sumber air utama. Rusia di posisi ke-
empat untuk pencemaran air
terburuk. Peringkat ke-lima terburuk
pada kualitas udara emisi CO2–
kualitas udara sama buruknya dengan
kualitas air. Ada lebih dari 200 kota
yang sering melebihi batas polusi
Rusia. Peringkat ke-tujuh untuk
penangkapan liar di laut.

7. India
India berada pada peringkat ke-tiga
dunia untuk pencemaran air. Hal ini
terjadi sebagai dampak meningkatnya
persaingan air di berbagai sektor,
termasuk pertanian, industri,
domestik, minum, pembangkit energi
dan lain-lain. Persaingan ini
menyebabkan sumber daya alam
berharga menjadi cepat habis. Polusi
air pada negara ini juga menyebabkan
penghancuran habitat satwa liar yang
hidup di perairan. India menempati
peringkatke-delapan untuk tiga
bidang: spesies terancam,
penangkapan liar di laut dan emisi
CO2.

6. Mexico
Meksiko memiliki lebih banyak
spesies tanaman dan hewan dari
hampir semua negara lain: 450
mamalia (Brasil, yang lebih dari dua
kali ukuran Meksiko hanya memiliki
394 mamalia); sekitar 1000 burung,
693 reptil, 285 amfibi, dan lebih dari
2000 ikan. Pada pertengahan 1990-
an, banyak spesies yang diketahui
sudah terancam: 64 mamalia, 36
burung, 18 reptil, 3 amfibi, dan
sekitar 85 ikan. Meksiko tidak
bergabung dengan Konvensi
Perdagangan Internasional Spesies
Langka (CITES), perjanjian
internasional utama untuk
menghentikan perdagangan flora
fauna terancam dan hampir punah ,
yang berlaku sejak tahun 1975
hingga tahun 1991. Hal ini
menjadikan Mexico menempati
peringkat pertama untuk spesies
terancam. Juga peringkat ke-
sembilan pada tingkat kehilangan
hutan alam paling banyak di dunia.

5. Jepang
Jepang menempati peringkat ke-
empat untuk penangkapan ikan di
laut. Pada tahun 2004, jumlah tuna
sirip biru Atlantik dewasa yang
berada pada umur pemijahan telah
turun menjadi sekitar 19 %
dibandingkan pada 1975, yang
memiliki seperempat dari pasokan
dunia dari lima besar spesies ikan
tuna: sirip biru, sirip biru selatan,
bigeye, madidihang dan Albacore.
Setelah moratorium penangkapan
ikan paus komersial pada 1986,
pemerintah Jepang mulai lagi dengan
"penangkapan ikan paus untuk tujuan
penelitian" pada tahun berikutnya,
penelitian ini didokumentasikan
dengan berakhirnya daging ikan paus
tersebut di piring-piring sashimi.
Jepang menempati peringkat ke-lima
untuk konversi habitat alam dan
pencemaran air, dan ke-enam untuk
emisi CO2.

4. Indonesia
Menurut Global Forest Watch,
Indonesia adalah wilayah padat hutan
pada 1950, namun 40 % dari hutan
yang ada pada 1950 tersebut telah
hilang hanya dalam waktu 50 tahun
berikutnya. Jika dibulatkan, Hutan
hujan tropis di Imdonesia jumlahnya
jatuh dari 162 juta ha menjadi hanya
98 juta ha saja . Untuk ini, Indonesia
menempati peringkat ke-dua di
hilangnya hutan alam, efek ini
menyebabkan indonesia menempati
peringkat ke-tiga tempat untuk
spesies terancam. Indonesia
menempati peringkat ke-tiga untuk
emisi CO2, ke-enam untuk
penangkapan di laut, ke-enam untuk
penggunaan pupuk, dan ke-tujuh
untuk pencemaran air.

3. China
Perairan pesisir Cina semakin
tercemar oleh segala sesuatu mulai
dari minyak, pestisida, dan air
limbah. Pencemaran ini membantu
Cina mendapatkan peringkat pertama
untuk pencemaran air di dunia. Di
Cina, 20 juta orang tidak memiliki
akses terhadap air minum bersih;
lebih dari 70 persen dari danau dan
sungai tercemar, dan insiden polusi
besar terjadi di dekat rumah-rumah.
Organisasi Kesehatan Dunia baru-
baru ini memperkirakan bahwa
hampir 100 ribu orang meninggal
setiap tahunnya karena penyakit yang
bersumber dari polusi air. Di China,
kepentingan pembangunan ekonomi
selalu lebih dimenangkan atas usaha
penjagaan dan perlindungan
lingkungan.

2. USA
Meskipun Amerika menempati
peringkat 211 terbaik untuk konversi
tempat tinggal dan menghormati
alam, namun banyak perilaku
buruknya yang melampaui negara-
negara lain. Dalam hal ini Amerika
adalah pengguna terbesar dalam
penggunaan pupuk dan nitrogen,
fosfor dan potassium (NPK).
Penggunaan pupuk yang berlebihan
mengakibatkan pencemaran bahan
kimia ke dalam air tanah, bahkan
mengubah atau menghancurkan
habitat alam. Amerika Serikat juga
berada pada peringkat pertama untuk
emisi CO2, peringkat ke-dua sebagai
tempat polusi air, tempat ke-tiga
untuk penangkapan ikan di laut, dan
ke-sembilan tempat untuk spesies
terancam.

1. Brazil
Dari semua tujuh kategori yang
dipertimbangkan untuk hasil
penelitian ini, Brasil berada dalam
semua peringkat sepuluh besar dalam
kategori penyumbang kerusakan
terbesar di bumi, kecuali
penangkapan ikan di laut. Peringkat
pertama untuk kehilangan hutan
alam, tempat ke-tiga untuk
menggunakan pupuk, posisi ke-empat
untuk spesies terancam, posisi ke-
empat untuk emisi CO2, dan tempat
ke-delapan untuk polusi air . Untuk
apakah perusakan lingkungan yang
luar biasa ini ditujukan? Sebagian
besar kerusakan hutan di Brasil
terkait erat dengan hutan hujan
Amazon yang luas (digambarkan di
atas) pembukaan lahan untuk
pastureland oleh kepentingan
komersial dan spekulatif, kebijakan
pemerintah yang salah arah, tidak
sesuai proyek Bank Dunia.
Ditambah eksploitasi komersial
sumber daya hutan menjadi lahan
Kedelai dan tanaman kakao dan
peternakan. Bertambahnya populasi
manusia di Brazil (saat ini
diperkirakan hampir 7 miliar dan
diproyeksikan akan mencapai 9-10
milyar pada tahun 2050), kualitas
hidup manusia akan menurun secara
substansial dalam waktu dekat.
Meningkatnya kompetisi untuk
sumber daya akan menyebabkan
perselisihan dan perang sipil akan
lebih sering. Lanjutan degradasi
lingkungan ini menuntut negara-
negara lain di dunia untuk membantu
Brazil dalam konservasi dan restorasi
lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar